By : Zamharun ( Siswa Kelas XI IPA MA BW NW Rensing )
Didalam sebuh
desa hiduplah seorang haji yang sangat kaya. Dia hidup bersama keluarganya
dalam keluarga kecil. Dia mempunyai rumah yang cukup luas dengan dilengkapi fasilitas-fasilitas
yang lengkap. Didalam rumah tersebut terdapat berbagai macam peralatan-peralatan
seperti kolam renang, ruang musik, ruang olah raga dan juga seorang haji ini
mempunyai kebun di belakang rumahnya.
 |
Zamharun |
Seorang haji ini
mempunyai dua orang anak perempuan yang keduanya sangat cantik jelita. Anak
pertama dari seorang haji ini bernama Rina dan anak keduanya bernama Rini. Rina
dan Rini adalah anak yang sangat baik, rajin dan pintar. Banyak orang yang
tidak bisa membedakan antara keduanya, karena mereka sama-sama baik, rajin,
pintar, taat kepada perintah Yang Maha Kuasa dan juga termasuk anak yang
berbakti kepada orang tuanya. Disamping mereka kembar , mereka juga mempunyai
keahlian yang sama. Rina dan Rini mempunyai keahlian dalam bidang olah raga dan
musik, sehingga banyak orang yang kagum kepadanya baik di sekolahnya maupun di
desanya.
Rina dan Rini
hidup di kalangan orang yang baik-baik, bapaknya selalu mengajarkan ilmu-ilmu
yang bermanfaat bagi keduanya. Dalam kehidupan sehari-hari bapaknya selalu mengajaknya
untuk solat berjamaah, makan berjamah. Dengan kebiasaan-kebiasaan seperti itu
mereka menjadi anak yang baik, takut kepada larangan Yang Maha Kuas dan menjadi
anak yang berbakti kepada orang tuannya. Dalam menjalanai kehidupannya Rina da
Rini selalau bersama dalam segala bentuk kegiatan-kegiatan yang dilakukannya,
bahkan pada waktu tidurpun mereka harus tidur bersama pada jam yang telah
ditentukan dan harus bangun juga pada jam yang telah ditentukan. Saking akurnya
orang tuanya bersepakat untuk membelikannya mobil.
Setelah beberapa
hari dibelikan mobil akhirnya Rina dan Rini bisa mengendarai mobilnya. Mobilnya
berwarna biru sebagai warna kesukaan mereka. Mereka menggunakan mobilnya dengan
sebaik-baiknya, dan mereka juga selalu membantu orang lain dengan mobilnya itu,
sampai-sampai mereka diberi nama “si kembar dermawan.”
Bapak dan ibunya
sangat senang dan bangga mempunyai anak yang kembar, anak yang rajin dan
pintar, anak yang berbakti kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan anak yang berbakti
kepada orang tuanya. Bapak dan ibunya selalu bekerja banting tulang, selalu
berusaha dan berusaha mencari penghidupan demi masa depan anaknya, hingga
hari-harinya penuh dengan pekerjaan-pekerjaan.
Pada hari minggu
Rina dan Rini sudah berjanji bahwa pada hari itu mereka mau pergi liburan
bersama teman-temannya, tetapi mereka bingung bagaimana cara mereka meminta
izin kepada orang tuanya karena mereka belum pernah meminta izin untuk berlibur
bersama teman-temannya, mereka takut bahwa nantinya mereka tidak diizinkan oleh
orang tuanya. Mereka bingung semalaman memikirkan tentang bagaimana cara mereka
supaya diberi izin oleh orang tuanya untuk berlibur bersama teman-temannya.
Pagi sesudah
sarapan, di meja makan.
“Bapak,,,,,, ada
yang mau saya bicarakan?” kata Rini sambil memandang bapaknya.
“ada apa Nak, mau
bicara apa?” jawab bapaknya.
“tapi,,,,,,,,,,,,,,,,,,,?”
Rini sambil melihat kakaknya.
Rina dilihat oleh
adiknya, langsung menjawab “begini Bapak, kami sudah berjanji dengan
teman-temen kami kemarin bahwa kami akan pergi berlibur hari ini”
“Terus,,,,,,!!!”
jawab bapaknya dengan tegas sambil melepas kopinya ke meja.
Rina memandang
adiknya sambil berkata “kami mau minta izin. Apakah Bapak memberikan kita
izin?” terus Rina langsung menundukkan kepalanya setelah berkata begitu.
“bapak tidak
mengizinkan, karna sekarang bapak masih mempunyai banyak pekerjaan. lebih baik
kamu dan adikmu membantu bapak dan ibumu!” sambil mengusap kepala Rina.
Rina dan Rini
menjawab dengan kata yang lembut “baiklah bapak.”
Setelah selesai
meminta izin, mereka langsung menuju ke ruang tamu dan langsung mengabarkan
teman-temannya. Rina menyuruh adiknya untuk menelpon teman-temannya untuk
memberitahukan bahwa mereka tidak diizinkan oleh orang tuanya “dik tolong
telepon teman-teman, kasih tau mereka bahwa kita tidak diizinkan oleh orang
tua!”
Rini “ya kak!”
Rini pergi
menggambil handphonnya lalu kembali ke
ruang tamu dan langsung menelpon teman-pemannya.
Rini menelpon
Yuda “assalamu’alaikum wa Rahmatullai wa Barakatuh”
Yuda menjawab salam dari Rini “wa’alaikumussalam
wa rahmatullahi wabarakatuh”
Rini “bagaimana
kabar?”
Yuda
“Alhamdulillah baik! Bagaimana tentang liburannya ini?”
Rini “maaf ya,
orang tuaku tidak mengizinkan untuk hari ini”
Yuda “terus
bagaimana dong? Teman-teman sudah pade kumpul dirumahku ini!”
Rini “teman-teman
siapa?”
Yuda “Angga,
Hendra, Yoga, Mitha, Tina, Riza dan Ratna”
Rini “lagi sekali
maaf ya? Kasih tau juga teman-teman disana!”
Yuda “apasih
alasan orang tuamu tidak mengizinkn?”
Rini “begini Uda.
Setelah sarapan tadi, aku dan Rina meminta izin, terus orang tuaku tidak
mengizinkan karna aku dan Rini akan membantunya bekerja”
Yuda
“ooooooo,,,,,begitu ya! Begini kata teman-teman ni, bagaimana kalo kita datang
ke rumahmu?”
Rini
“boleh-boleh, datang aja!”
Yuda “tapikan
saya belum pernah ke rumahmu , jadi saya mau tau dong alamatnya!”
Rini
“ooooooo,,,,ya, alamat rumahku di jalan Depok Repok Rontok nomor 19 Loyok
dengan nomor rumah 142”
Yuda “ok,
terimakasi. Tunggu aku ya?”
Rini “ya!”
Yuda “assalamu’alaikum
wa Rahmatullai wa Barakatuh”
Rini “wa’alaikumussalam
wa Rahmatullahi wa Barakatuh”
Rina dan Rini
pergi menemui orang tuanya untuk memberitahukan bahwa ada teman-temannya yang
mau datang “ibu-ibu, ada teman-temanku yang akan datang sekarang kesini.”
“o,,, ya sudah.
Kalian diam aja dirumah tunggu teman-temanmu datang! Bapak dengan ibu mau
beragkat kerja dulu. Jangan sampai keluar rumah!” orang tua si kembar keluar
dari rumah sambil membawa perlengkapan
bekerja.
Rina “baik bu!”
Setelah orang
tuanya pergi bekerja, Rina dan Rini merapikan ruang tamu dan membuat suatu
kejutan yang akan diperlihatkan kepada teman-temannya nanti. Sambil merapikan
ruang tamu dan membuat kejutan akhirnya terpikir juga bahwa di antara
teman-temanya ada yang orang tuanya sebagai pencuri yang kelas kakap. Rina dan
Rini merasa takut bahwa apabila nanti temannya itu datang kerumahnya dan
mengetaui kondisinya dan akhirnya nanti temannya bisa menyuruh orang tuanya
untuk mencuri ke ruman mereka, itu bisa menyebabkan kekacauan yang nantinya
berujung kepada ketidak nyamanan dan ketentraman.
Setelah beberapa
menit akhirnya teman-temannya sampailah dirumahnya. Sikap Rina dan Rini sangat
baik dalam menerima tamu. Orang asing aja diterima dengan baik, apalagi
sekarang tamunya adalah teman mereka sendiri. Rina dan Rini langsung mengajak
teman-temannya membuat acara makan-makan, mengajak mereka berenang, olah raga
yang menyenangkan dan mengajak mereka bermain musik. Dua jam berlalu Rina da
Rini sudah mengajak teman-temannya bersenag-senang dan sekarang teman-temannya
akan pulang. Sebelum mereka pulang ada salah seorang diantara teman-temannya yang menayakan tentang suatu hal yang aneh yang menyangkut
masalah kemajuan orang tuanya dalam bidang usaha. Rina dan Rini semakin takut
bahwa suatu hal yang ditanyakan itu adalah bisa jadi menjadi objek curian.
Menurut Rina, suatu hal yang ditanyakan oleh temannya itu adalah merupakan
objek curian karena temannya yang menayakan tentang hal itu adalah orang tuanya
menjadi pencuri yang kelas kakap. Setelah teman-temanya pulang, Rina dan Rini
membersihkan rumah dan menyiapkan makanan untuk orang tuanya nanti. Dan setelah
orang tuanya pulang, Rina dan Rini menceritakan semua hal yang terjadi tadi kepada
orang tuanya.
Pada malam
harinya, keluarga Rina dan Rini selalu seperti malam-malam biasanya. Rina dan
Rini setelah solat isa berjamaah lalu mereka makan berjamaah, setelah itu mereka langsung belajar bersama seperti malam-malam biasanya. Karna besok
adalah hari semester pertamanya jadi mereka belajar sampai larut malam, sampai-sampai
mereka ketiduran. Bapaknya sudah tidur tetapi ibunya belum tidur karna ada
perasaan aneh yang tidak biasa ia rasakan. Ibunya ingat bahwa Rina dan Rini
pernah bercerita tenteng mereka pernah didatangi oleh teman-temanya dan orang
yang asing yang belum pernah mereka jumpai. Dia ingat juga bahwa saat dia
pulang dari pekerjaan dia dikasi tahu oleh seorang tetangganya bahwa ada orang
aneh yang masuk ke rumahnya. Tetangganya tau bahwa yang masuk ke rumahnya itu
adalah pencuri yang pura-pura menjadi pengemis, tetangganya tahu karna dilihat
dari segi pertanyaannya, orang itu
banyak bertanya tentang pekerjaan dan kemajuan usaha mereka. Hal itulah yang
meyakinkan anggapan tetangganya bahwa yang masuk ke rumahnya itu adalah
pencuri. Mengingat hal tersebut ibunya Rina dan Rini semakin takut dan dia
semakin tidak bisa tidur, sampai-sampai dia pergi cuci muka supaya tidak
ngantuk.
Jam sudah
menunjukkan pukul dua malam, ibunya si kembar masih saja belum tidur, karna
takut tentang cerita tetangganya, apakah cerita itu benar atau tidak? Pada
pukul dua tiga puluh menit cerita itu benar terjadi, ibunya si kembar melihat
ada orang-orang yang masuk ke halaman rumahnya. Orang-orang yang masuk itu adalah
orang-orang yang berdialok dengan tetangganya yaitu pencuri yang berjumlah tiga
orang. Pencuri yang berjumlah tiga orang ini memikirkan bagaimana mereka bisa
masuk ke dalam rumah sikembar, dan akhirnya mereka mempunyai ide, katanya
pencuri (A) “ kalian masuk dari pintu selatan sedangkan aku masuk dari pintu
utara, bagaimana?” pencuri (B dan C) menjawab “ok!” pencuri (B dan C) langsung
menuju selatan dan mencoba masuk lewat pintu, sedangkan pencuri (A) langsung
menuju utara dan mencoba masuk lewat pintu juga. Pencuri (B dan C) akhirnya
bisa masuk ke dalam rumah sikembar sedangkan pencuri (A) tidak bisa masuk,
karna tidak ada pintu disebelah utara. Pencuri (A) bingung bagaimana cara dia
bisa masuk sedangkan disebelah utara tidak ada pintu. Letak pintu rumah
sikembar berada pada sebelah selatan dan timur lantai pertama dan sebelah atas
lantai kedua pada bagian utara.
Pencuri (A)
menelpon pencuri (B) untuk menayakan bagaimana dia bisa masuk ke dalam rumah
sikembar, “halo,,,,,,,halo……. Brow bgaimana saya bisa masuk sedangkan pintu
utara berada pada lantai atas?”
Pencuri (B)
menjawab “bodoh!”
Pencuri (A)
“terus bagaiman dong pintar?”
Pencuri (B)
“bagaimanaa ya? Aku juga tidak tahu”
Pencuri (A)
“terus kalo kamu juga tidak tahu, mengapa kamu bilang aku bodoh?”
Pencuri (B) “ ya
memang benarkan kamu tidk bisa masuk, jadi kamu bodoh dong!”
Pencuri (A) “ya
sudah kamu menang, terus bagaimana ini?”
Pencuri (B) “aku
sudah bilang tidak tahu! Mengapa nanya lagi?”
Pencuri (A) “saya
pikir kamu itu pintar, tetapi bodoh juga ya!”
Pencuri (B) “kamu
yang bodoh kampret!”
Pencuri (A) “ya
aku terima. Aku yang bodoh, kamu yang bodoh kuadrat!”
Pencuri (B)
“emang gue harus bilang wow gitu!”
Pencuri (A) “ya
sudah kalo begitu, kamu aja yang mencuri. Aku tunggu di luar aja”
Pencuri (B) “ooooooo
ya, aku baru ingat. Disana dekat dinding rumah terdapat pohon, terus lewat sana
kamu naik menuju lantai atas”
Pencuri (A) “ok,
bodoh kuadrat!”
Setekah dikasi
tahu oleh temannya akhirnya pencuri (A) naik ke lantai dua dengan memanjat
pohon yang berada di dekat dinding rumah tersebut. Setelah capek-capek naik
selanjutnya pencuri (A) menuju pintu dan mencoba untuk membuka pintu,
lama-kelamaan pintu akhirnya bisa dibuka dengan baik dan setelah berhasil
membuka pintu pencuri (A) masuk dan langsug mencari harta benda.
Pencuri (B dan C)
bingung karna mereka tidak tau apa tujuanya masuk ke rumah tersebut, mereka
langsung keluar dengan cepat untuk menayakan kepada temannya tentang apa tujuan
mereka masuk ke rumah tersebut. Setelah berada di luar rumah, pencuri (B dan C)
bingung lagi tentang bagaimana cara mereka memanggil temannya yang berada di
dalam rumah tersebut, mereka memegang kepalanya sambil mondar-mandir sambil
berkata “bodoh-bodoh! Ini mengerjakan aktivitas tanpa tujuan.” Sambil
mondar-mandir, akhirnya mereka dapat ide tentang cara memanggil temannya yang
berada di dalam rumah. Mereka mempunyai ide bahawa mereka bisa memanggil
temannya supaya yang punya rumah tidak mengetahuinya dengan cara mereka
bersuara seperti kucing. Pencuri (B dan C) langsung bersura seperti kucing
supaya temannya yang berada di dalam rumah dapat mengetahui bahwa suara seperti
kucing itu adalah mereka. “maong, maong,
maong. Eong, eong,eong.” Mendengar suara seperti itu pencuri (A) tahu bahwa
suara seperti kucing itu adalah suara teman-temannya. Pencuri (A) yakin bahwa
suara tersebut adalah suara teman-temannya karna mereka biasa bersuara seperti
itu pada saat mencuri ketika ada sesuatu. Mendengar suara kucing yang kedua
kalinya, dengan cepat pencuri (A) keluar untuk menemui teman-temannya. Setelah
sampai di halaman rumah, mereka bertemu. Pencuri (A) bertanya langsung kepada pencuri
(B dan C) “kenapa kalian berada disini?”
Pencuri (B dan C)
menjawab “kita yang harus bertanya, mengapa kita berada di rumah ini, apa
maksud dan tujuan kita berada disini?"
Pencuri (A)
“dasar pencuri bodoh!”
Pencuri (B dan C)
“kamu yang bodoh!”
Pencuri (A) “ok,,,,,,,,,
baiklah. Status kita disini adalah sebagai pencuri. Jadi kita berada di tempat
ini untuk mencuri, mengerti bodoh?”
Pencuri (B dan C) “ooooooo, itu maksudnya. Bailah my
friend. Ayo kita beraksi lagi!”
Pencuri (A)
“lanjutkan!!!”
Pencuri (A)
bingung dengan teman-temannya karna teman-temannya seperti anak kecil yang
tidak tahu apa-apa. Dia lebih cepat lagi menuju pohon untuk masuk ke dalam
rumah. Pencuri (B dan C) juga masuk dengan cepat menuju dalam rumah. Pencuri
(A) masuk menuju ruang tamu dan menemukan sebuah kopiah putih milik bapaknya
sikembar. “ ah bagus ni kopiah. Mungkin ini cocok di kepalaku,” kata pencuri
(A) sambil memasang kopiah itu dan sambil bercermin seraya berkata
“kelihatannya saya cocok juga jadi hajji, ha, ha, ha.” Sedangkan pencuri (B dan
C) masuk menuju dapur untuk mencari makanan dan minuman, mereka sangat lapar
dan haus. Disana mereka menemukan berbagai macam makanan dan minuman, sehingga
mereka makan dan minum disana. Setelah mereka makan dan minum, mereka cuci
mulut dengan buah-buahan dan minuman sprite dan coca cola. Mereka makan
buah-buahan itu sambil keluar menuju kamar-kamar sehingga mereka sampailah di kamar orang
tuanya sikembar. Orang tua si kembar tahu bahwa dirumahnya ada pencuri yang
masuk. Hal tersebut yang membuat orang tuanya marah dan langsung keluar untuk
mencari pencuri-pencuri yang masuk ke rumahnya.
Setelah beberapa
menit akhirnya pencuri (B dan C) ditemukan sedang menonton di ruang tamu,
sedangkan pencuri (A) sedang asik melihat ikan di akuarium yang berada didekat
kamar sikembar. Pencuri (B dan C) mendengar suara langkah kaki dibelakangnya,
mereka yakin bahwa itu adalah temannya tetapi sebenarnya itu adalah bapaknya si
kembar. Pencuri (B dan C) melihat kearah cermin yang berada didepannya di
sebelah kanan TV, disana mereka melihat seorang di belakangnya, mereka nyantai
aja karna mereka yakin bahwa orang yang berada di belakangnya itu adalah
temannya. Karna bapaknya sikembar tidak mengenakan kopiah sedangkan bapaknya
sikembar menjadi hajji, sehingga pencuri mengira bahwa di belakangya itu adalah
temannya. Hal itu yang menyebabkan pencuri (B dan C) tetap nyantai seperti
pemilik rumah.
Pencuri (B dan C)
ditanya oleh bapaknya sikembar “sedang apa kalian disini?”
Pencuri (B dan C)
menjawab “sedang asik brow, filmnya ini sangat seru banget!”
Bapaknya sikembar
“ooooooo, kalian senag ya disini?”
Pencuri (B dan C)
“tentulah brow!”
Bapaknya sikembar
“kalian sudah senang makan buah-buahan dan minum?”
Pencuri (B dan C)
“pastilah!”
Bapaknya sikembar
“apakah masih ada sisa buah-buahan dan minuman untkku?”
Pencuri (B dan C)
“pastilah brow!”
Bapaknya sikembar
“akhirnya aku terbangun juga dari mimpi indahku oleh kalian!”
Pencuri (B dan C)
saling tengok dan melihat ke belakangnya, mereka langsung berdiri karna
dibelakangnya itu adalah bukan temannya tetapi bapaknya sikembar dan si pencuri
langsung berkata “kabur!!!!!!!” lari sekencang-kencangnya keluar rumah.
Mereka lari sekencang-kencangnya tanpa mengingat
apa-apa. Bapaknya sikembar tidak mengejarnya karna menurutnya pencuri itu tidak
benar-benar menjadi pencuri karna lari apabila bertemu dengan pemilik rumah dan
menurutnya mengejar pencuri itu adalah termasuk melakukan permusuhan. Mereka
berlari sekencang-kecangnya sampai-sampai mereka menabrak temannya yang
menunggunya diluar. Sakin takut dan gugupnya mereka semakin berlari kencang
sekencang-kencangnya karna mereka mengira bahwa bapaknya sikembar itu sakti.
Menurutnya tadinya bapaknya sikembar berada didalam rumah terus bagaimana
cepatnya dia berada diluar rumah sampai-sampai mereka tabrak. Mereka mengira
bahwa yang dia tabrak itu adalah bapaknya sikembar tetapi yang mereka tabrak
itu adalah temannya sendiri, mengapa mereka mengira seperti itu??????? karna
temannya itu menggunakan kopiah putih. Pencuri (A) bingung , mengapa
teman-temannya semakin berlari kencang ketia mereka menabraknya. Pencuri (A)
mengira bahwa mereka dikejar oleh pemilik rumah, sehingga menyebabkan mereka
begitu takut sampai-sampai mereka menabrak dan tidak menunggunya. Melihat
teman-temannya berlari kencang, pencuri (A) juga ikut berlari mengejar
teman-temannya sambil berkata “ tunggu, tunggu, tunggu!!” Mendengar kata
tersebut, sesampai di pinggir jalan pencuri (B dan C) menengok ke belakang dan
setelah menegok ke belakang mereka melanjutkan larinya dengan semakin berlari
kencang sampai menghabiskan tenaganya. Melihat teman-temannya berlari seperti
itu, pencuri (A) juga ikut seperti teman-temannya sampai menghabiskan tenaganya
juga. Sakin kencang larinya, pencuri (A) akhirnya terjatuh sampai-sampai
menyebabakan kopiah putih yang dipakainya itu jatuh. Pencuri (A) langsung
berkata “gara-gara kopiah ini aku dikira penghuni rumah itu, brengsek!” pencuri
(A) langung bangun dan memanggil temannya “wowi,,,, aku bukan pemilik rumah
itu. Aku ini adalah temanmu!” sambil membung kopiah putih itu. Pencuri (B dan
C) menengok ke belakang dan akhirnya berhenti lari karna mereka sudah tau yang
mengejarnya itu adalah temannya sendiri.
Setelah kecape’an
berlari, para pencuri akhirnya istirahat di sebuah rumah kosong sambil saling
Tanya.
“ kenapa kalian
tidak mau menugguku, kenapa kalian semakin berlari kencang saat aku memanggilmu?”
pencuri (A) bertanya kepada teman-temanya dengan marah.
“bukannya aku
tidak mau menunggumu, tetapi kita pikir bahwa kamu adalah penghuni rumah itu!”
“apakah kalian
sudah gila! Tidak meliahat aku?” Melihat teman-temannya dengan muka masam.
“kamu yang gila,
kopiah orang aja dipasang” jawab teman-temannya.
“terserah gue
dong. Mau pasang kopiah kek, pasang gigi kek. Bukan urusan loeh” sambil
berjalan pulang.
“ooooooo,,,, kamu
sudah pasang gigi ya? Mungkin hal itu yang menyebabkan wajahmu serupa gigi. Ha,
ha, ha, ha, ha, ha, ha!” mengikuti temannya pulang.
“aku serupa gigi,
kalian serupa tahi” jawab pencuri (A), sambil mempercepat jalannya untuk
mencari kopiah putih yang sudah dibuangnya.
Pada pagi
harinya, orang tua sikembar menambah pekerja untuk dipekerjakan sebagai satpam
dan untuk dipekerjakan pada pekerjaan yang lainnya supaya mereka bisa hidup
lebih tenang lagi.