Friday, July 19, 2019

HANYA WAKTU YANG BELUM TEPAT (cerpen)

Lombok Menulis

 By: Murtafi'ah

Pagi itu terdengar suara penjual nasi keliling yang setiap hari berjualan di kompleks kos-kosan tempat ku tinggal. Aku masih terbaring nyaman di tempat tidurku dengan ditemani suara kipas angin yang tanpa henti berputar dari semalam, karena hawa di kamar kos ku memang agak panas. Tiba-tiba alarm ponselku berbunyi yang menandakan aku harus bangun untuk mandi karena pagi itu Aku ada kuliah, Aku bergegas bangun dan mandi. Namaku Nina, Aku adalah seorang mahasiswa semester 4 Fakultas Hukum di salah satu Universitas Negeri yang sangat menyukai make up dan fashion. Aku selalu merasa tersesat dijurusan ku ini karena Aku lebih nyaman ketika berdandan dan memadupadankan pakaian.Setelah selesai mandi Aku mulai berdandan dan bergegas untuk kuliah karena sudah terlambat.Aku pulang kuliah pada pukul 3 sore, Aku merasa lelah dan merebahkan badanku hingga Aku terlelap.Aku terbangun pada pukul 5 sore untuk sholat ashar. Selesai sholat Aku terbiasa memeriksa ponselku, ada beberapa panggilan video dan telpon yang tidak terjawab, juga terdapat notif dari akun Facebook ku, Aku membuka notif tersebut ternyata sebuah pesan dari seseorang yang terlihat mengenakan seragam loreng dari foto profilnya, namun Aku mengabaikannya. Kemudian aku melanjutkan aktivitas sebagai seorang mahasiswa yaitu mengerjakan tugas-tugas kuliah yang sudah mulai menggunung, Aku bingung harus mengerjakan tugas yang mana terlebih dahulu.
Tiga bulan telah berlalu Aku membuka pesan dari massagerku ternyataterdapat banyak pesan dari orang yang sama, Dodi, iya nama laki-laki itu adalah Dodi laki-laki dengan seragam loreng yang spam chat di akun massagerku setiap minggu. Aku tak pernah mau berhubungan lagi dengan aparat Negara seperti polisi atau tentara karena dari semua abdi Negara yang Aku kenal tidak ada yang baik.Entah mereka playboy ataupunkarena lalai akan tugasnya sebagai seorang muslim, jika kepada sang penciptanya saja dia sudah lupa apalagi kepada makhul-Nya. Karena itulah Aku mengabaikan pesan dari Dodi, mungkin perempuan terkenal dengan cewek matre yang akan terbuai dengan seragam, tahta dan harta tapi tidak denganku, karena yang terpenting dari seorang laki-laki adalah kesolehannya, jika ia soleh maka sudah pasti dia adalah laki-laki yang bagus agamanya. Karena iba Aku kemudian membalas pesannya dengan singkat, namun dari sanalah Ia mulai mengirim pesan kepadaku setiap hari, tapi aku tak pernah memperdulikannya, Aku hanya membalas seadanya karena niat hanya ingin memperbanyak teman dan agar tidak terkesan sombong. Beberapa bulan kemudian seseorang mengantarkan sebuah bingkisan ke kosan ku melalui pengantar paket kilat, ternyata itu dari Dodi, Ia mengirim sebuah kado ulang tahun untukku, entah dari mana Ia mengetahui tanggal ulang tahunku, sepertinya dari profil Facebookku. Aku membuka bingkisan tersebut ternyata isinya sebuah boneka beruang berwarna biru dengan setangkai bunga mawar plastik berwarna merah dan selembar foto editan Aku dan Dodi yang berdampingan.Setelah menerima bingkisan itu aku dan Dodi mulai rutin berhubungan melalui aplikasi whats’up.
Dodi adalah seorang tentara yang satu kampung denganku, tapi ia bertugas di luar daerah. Satu bulan setelah Dodi mengirim bingkisan tersebut Ia meminta untuk datang ke rumahku, karena waktu itu ia sedang bebas tugas dan pulang kampung. Ia ingin bersilaturahmi dengan orang tuaku, awalnya Aku menolak karena masih terlalu cepat untukku, kami baru saja saling mengenal. Namun, Ia memberanikan diri untuk datang ke rumahku tanpa sepengetahuanku. Sore itu ponselku bordering, telpon itu dari Dodi, ternyata Ia sudah di depan rumahku, karena sudah terlanjur datang Aku pun membukakan pintu gerbang dan mempersilahkannya untuk masuk, ku panggil Ibuku untuk menemani kami duduk di ruang tamu agar tidak menjadi omongan tetangga jika hanya Aku yang menemaninya duduk. Ia cukup lama berbincang dengan Ibu ku di ruang tamu, akan tetapi diakhir pembicaraan dia mengatakan sesuatu yang sukar untuk ku serap dengan nalar. “Bu, Saya ngajak Nina ngurus”, ibuku heran dengan kalimat itu “Ngurus? Ngurus apa?, Tanya Ibuku. “Ngurus nikah dinas Bu ke atasan Saya”, Ibuku terkejut mendengar perkataan Dodi yang terkesan terburu-buru karena kami baru saja bertemu secara langsung dan sudah mengajak menikah. Dengan lembut Ibuku menjawab “Nanti dulu, Nina kan mash kuliah, tunggu Nina menyelesaikan kuliahnya dulu.Nina kan juga punya kakak perempuan jangan sampai dilangkahi, tunggu kakaknya menikah dulu”.Sementara Aku tidak terlalu ambil pusing dengan perkataan Dodi itu karena menurutku itu hanya sekedar gurauan.
Setiap kali Dodi menelponku ia selalu membahas tentang pernikahan yang membuat Aku muak. Tiba-tiba Dodi meminta nomer ponsel Ibuku, aku Tanya untuk apa, Ia menjawab agar bisa mengisi pulsa untuk Ibu. Namun, diam-diam Dodi menelpon Ibuku untuk meminta restu agar kami direstui untuk menikah secepatnya.Aku tidak pernah memikirkan untuk menikah sebelum aku menyelesaikan kuliahku.Tanpa sepengetahuanku Dodi menelpon Ayahku juga dan meminta restu, Aku heran dari mana laki-laki ini mendapatkan nomer ponsel Ayahku.Aku tidak habis pikirdia benar-benar laki-laki yang nekat.Namun ayahku menyerahkan keputusan pada ibuku dan juga Aku, karena menurut Ayahku Aku adalah orang yang akan menjalani kehidupan rumah tangga, jadi semua keputusan Ayah serahkan kepadaku. Aku bimbang, Aku bingung apa yang harus Aku lakukan, Aku tidak mungkin menikah diakhir semester karena tugas ku yang terlampau banyak, ditambah Aku harus mengikuti ujian semester, Ibuku pun belum siap untuk melepasku, karena setelah menikah aku harus ikut suamiku ke tempat tugasnya di luar daerah. Tanpa pemberitahuan sebelumnya, tiba-tiba Dodi datang ke rumah membawa seluruh keluarga besarnya untuk melamarku, hatiku bergejolak, Aku semakin kehilangan akal pikiranku. Untuk menghormati tamu Ayah menyambut baik kedatangan keluarga Dodi, berbeda dengan Ibuku yang hanya terdiam dan bermuka masam. Ketika Ibuku menyiapkan minuman dan kudapan untuk kelurga Dodi, tiba-tiba Ayah memanggilku untuk keluar dan menyapa keluarga Dodi, di situlah semua orang menanyaiku apakah Aku serius untuk menikah dengan Dodi, Aku terdiam sejenak, Aku tidak mungkin mempermalukan Dodi di depan keluarga besar kami, akhirnya Aku mengangguk. mungkin Aku sudah memilih hal yang benar, meskipun Aku tidak mencintai Dodi, namun Ia laki-laki yang baik dan soleh.

Kami pun mulai mengurus persiapan pernikahan, mulai dari surat-surat ijin pernikahan dari atasannya Dodi untuk mendapatkan izin nikah dinas. Namun dari situ ada pertentangan antar dua keluarga, Ayahku ingin kami menikah dinas terlebih dahulu, namun dari pihak Dodi ingin kami menikah secara agama terlebih dahulu. Akhirnya kami mengikuti pihak keluarga Dodi untuk menikah secara agama sambil mengurus surat untuk nikah dinas. Ternyata dari pihak KUA tidak bisa menikahkan kami karena tidak ada surat izin dari atasan Dodi, Ayah Dodi ngotot ingin menikahkan kami secara siri, namun Ayahku tidak mau, Ayahku tetap pada pendiriannya agar kami menikah dinas terlebih dahulu. Aku ingat hari itu hari kamis Dodi menelponku dan mengatan bahwa kami akan melangsungkan akad nikah pada hari minggu dan ia sudah mengambil cuti selama dua hari. Sontak Aku terkejut karena tidak ada pemberitahuan sebelumnya, Aku Tanya Dodi apakah Ia sudah memberitahu keluargaku, ternyata belum, lalu aku memintanya untuk menelpon Ayahku. Keluarga besarku semakin ragu dengan pernikahan mendadak ini. “Kamu benar-benar serius ingin menikah?”, Tanya saudara sepupu Ayahku yang biasa Aku panggil Om, “Kamu benar-benar serius mencintainya?, tanyanya lagi kepadaku, Aku hanya bisa tersenyum. Setelah Om ku pulang Ibuku bertanya kembali padaku dengan pertanyaan yang sama seperti yang dilontarkan Omku. Aku pun menggelengkan kepala dan meminta maaf kepada Ibuku, aku menceritakan semua isi hatiku selama ini.Aku tidak pernah mencintai Dodi, Aku terpaksa menggangguk ketika keluarganya bertanya padaku apakah Aku-benar-benar serius untuk menikah, karena Aku tidak ingin mempermalukan Dodi. Aku juga lebih memikirkan kuliahku, bagaimana Aku akan mengurus kuliah dan suamiku, bagaimana aku bisa bermain lagi dengan teman-temanku. Karena menurutku menikah ketika masih kuliah akan menyita waktuku untuk berkumpul bersama teman-teman sepermainanku karena harus mengurus rumah tangga, suami dan anak jika Aku sudah melahirkan. Aku masih ingin menikmati masa muda bersama kawan-kawan dan keluargaku.Selama ini Aku tidak ingin bercerita karena Aku memikirkan perasaan keluargaku, Aku tidak ingin memeprmalukan keluargaku, Aku tidak ingin menyakiti keluargaku, hanya itu yang terlintas dalam pikiranku.Akhirnya aku menelpon Dodi, dan dengan keputusan kami berdua, kami mengakhiri hubungan kami dengan baik-baik.Aku merasa lega sudah mencurahkan semua isi hatiku, kini Aku hanya ingin fokus pada kuliah dan masa depanku.Aku tidak menyalahkan siapa-siapa, termasuk takdirku, semesta tak pernah salah, hanya waktu yang belum tepat.

No comments:

Post a Comment

lombok menulis

proposal KUB ( Kelompok Usaha Bersama) contoh

Lombok Menulis   KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) KELOMPOK USAHA TERNAK IKAN LELE “ SAWLIM ” Sekretariat : Kp............... RT........ R...