Wednesday, July 31, 2019
Tuesday, July 30, 2019
PILU
By: Qoriatul hafizah
Disaat mulai lelah
menyusuri Putaran waktu dan rentangan jarak
Ketika memilih singgah sejenak
Menikmati rintik-rintik hujan yang merdu
Sembari menggoreskan sebait kisah
Yang mengiris duka dalam pilu
Dadaku sesak
Nalarku pun mulai terisak
Saat dulu bunga yang bermekaran indah
Kini mulai layu dalam sekejap
Ketika ingin menyeberangi lautan biru
Namun ternyata ku tak sanggup kehilangan pandangan akan daratan
Lalu memilih menghela nafas panjang
Dan kembali beranjak
Memungut detik demi detik
Waktu yang terbuang sia-sia
SALAHKU
By; Ipan Nukman
Aku tak menyalahkan pisau
Saat aku tersayat Dan telunjukku berdarah-darah
Aku mengaku aku yang salah
Saat aku tersayat Dan telunjukku berdarah-darah
Aku mengaku aku yang salah
Aku tak ingin bersembunyi di belik telunjuk
Aku tak pinta untuk kau bawa aku terbang
Di karenakan aku ini penghuni kegelapan
Aku tak pinta untuk kau bawa aku terbang
Di karenakan aku ini penghuni kegelapan
Andaikan selama ini aku mengundang gerimis
Maka dilain waktu aku akan mendatangkan pelangi
Bersabarlah itu semua ada waktunya
Maka dilain waktu aku akan mendatangkan pelangi
Bersabarlah itu semua ada waktunya
KEMANA AKU HARUS PULANG
By; Renawati
Aku berlari namun tak menemukan arah.
Aku berlari namun tak menemukan arah.
Aku terbang namun tak menemukan titik temu.
Aku Berlayar melewati lautan namun tak menemukan tujuan.
Entah kemana aku harus pergi?
Segalaku terasa kacau, Kaki seolah² patah ketika berlari
Baling² sayap robek seketika ketika aku baru saja menikmati langit²
Kapal yang ku tumpangi pergi jauh terbalik terbawa arus.
Haruskah aku yang terjebak dalam nestapa
Lalu dimana aku yang sekarang?
Harus ku mulai dari mana segalanya?.
Semua hampa, Dunia seolah² membenciku.
Ketika aku menemukan arah untuk pergi,
Lantas kemana aku harus pulang?
PAMIT
By; Renawati

Ayo sini, ceritakan pilumu lagi
Mungkin aku mampu memberikan solusi .
Aku siap mencintai, tanpa harus dicintai
Aku berjanji ini untuk yang terakhir kali.
Setelah itu aku pamit dan tidak akan kembali,
menetap sejenak lalu beranjak pergi.
Langit yang pernah kita tatap bersama
kini kehilangan kisahnya.
Mestinya kau mengerti,
kaca mata uang ku kenakan memantulkan tangis yang sekarat oleh rindu yang menyeru
Friday, July 19, 2019
HANYA WAKTU YANG BELUM TEPAT (cerpen)
Lombok Menulis
By: Murtafi'ah
Pagi itu terdengar suara penjual nasi
keliling yang setiap hari berjualan di kompleks kos-kosan tempat ku tinggal.
Aku masih terbaring nyaman di tempat tidurku dengan ditemani suara kipas angin
yang tanpa henti berputar dari semalam, karena hawa di kamar kos ku memang agak
panas. Tiba-tiba alarm ponselku berbunyi yang menandakan aku harus bangun untuk
mandi karena pagi itu Aku ada kuliah, Aku bergegas bangun dan mandi. Namaku
Nina, Aku adalah seorang mahasiswa semester 4 Fakultas Hukum di salah satu
Universitas Negeri yang sangat menyukai make up dan fashion. Aku selalu merasa
tersesat dijurusan ku ini karena Aku lebih nyaman ketika berdandan dan
memadupadankan pakaian.Setelah selesai mandi Aku mulai berdandan dan bergegas
untuk kuliah karena sudah terlambat.Aku pulang kuliah pada pukul 3 sore, Aku
merasa lelah dan merebahkan badanku hingga Aku terlelap.Aku terbangun pada
pukul 5 sore untuk sholat ashar. Selesai sholat Aku terbiasa memeriksa
ponselku, ada beberapa panggilan video dan telpon yang tidak terjawab, juga
terdapat notif dari akun Facebook ku, Aku membuka notif tersebut ternyata
sebuah pesan dari seseorang yang terlihat mengenakan seragam loreng dari foto
profilnya, namun Aku mengabaikannya. Kemudian aku melanjutkan aktivitas sebagai
seorang mahasiswa yaitu mengerjakan tugas-tugas kuliah yang sudah mulai
menggunung, Aku bingung harus mengerjakan tugas yang mana terlebih dahulu.
Tiga bulan telah berlalu Aku membuka
pesan dari massagerku ternyataterdapat banyak pesan dari orang yang sama, Dodi,
iya nama laki-laki itu adalah Dodi laki-laki dengan seragam loreng yang spam
chat di akun massagerku setiap minggu. Aku tak pernah mau berhubungan lagi
dengan aparat Negara seperti polisi atau tentara karena dari semua abdi Negara
yang Aku kenal tidak ada yang baik.Entah mereka playboy ataupunkarena lalai
akan tugasnya sebagai seorang muslim, jika kepada sang penciptanya saja dia
sudah lupa apalagi kepada makhul-Nya. Karena itulah Aku mengabaikan pesan dari
Dodi, mungkin perempuan terkenal dengan cewek matre yang akan terbuai dengan
seragam, tahta dan harta tapi tidak denganku, karena yang terpenting dari seorang
laki-laki adalah kesolehannya, jika ia soleh maka sudah pasti dia adalah
laki-laki yang bagus agamanya. Karena iba Aku kemudian membalas pesannya dengan
singkat, namun dari sanalah Ia mulai mengirim pesan kepadaku setiap hari, tapi
aku tak pernah memperdulikannya, Aku hanya membalas seadanya karena niat hanya
ingin memperbanyak teman dan agar tidak terkesan sombong. Beberapa bulan
kemudian seseorang mengantarkan sebuah bingkisan ke kosan ku melalui pengantar
paket kilat, ternyata itu dari Dodi, Ia mengirim sebuah kado ulang tahun
untukku, entah dari mana Ia mengetahui tanggal ulang tahunku, sepertinya dari
profil Facebookku. Aku membuka bingkisan tersebut ternyata isinya sebuah boneka
beruang berwarna biru dengan setangkai bunga mawar plastik berwarna merah dan
selembar foto editan Aku dan Dodi yang berdampingan.Setelah menerima bingkisan
itu aku dan Dodi mulai rutin berhubungan melalui aplikasi whats’up.
Dodi adalah seorang tentara yang satu
kampung denganku, tapi ia bertugas di luar daerah. Satu bulan setelah Dodi
mengirim bingkisan tersebut Ia meminta untuk datang ke rumahku, karena waktu
itu ia sedang bebas tugas dan pulang kampung. Ia ingin bersilaturahmi dengan
orang tuaku, awalnya Aku menolak karena masih terlalu cepat untukku, kami baru
saja saling mengenal. Namun, Ia memberanikan diri untuk datang ke rumahku tanpa
sepengetahuanku. Sore itu ponselku bordering, telpon itu dari Dodi, ternyata Ia
sudah di depan rumahku, karena sudah terlanjur datang Aku pun membukakan pintu gerbang
dan mempersilahkannya untuk masuk, ku panggil Ibuku untuk menemani kami duduk
di ruang tamu agar tidak menjadi omongan tetangga jika hanya Aku yang
menemaninya duduk. Ia cukup lama berbincang dengan Ibu ku di ruang tamu, akan
tetapi diakhir pembicaraan dia mengatakan sesuatu yang sukar untuk ku serap
dengan nalar. “Bu, Saya ngajak Nina ngurus”, ibuku heran dengan kalimat itu
“Ngurus? Ngurus apa?, Tanya Ibuku. “Ngurus nikah dinas Bu ke atasan Saya”,
Ibuku terkejut mendengar perkataan Dodi yang terkesan terburu-buru karena kami
baru saja bertemu secara langsung dan sudah mengajak menikah. Dengan lembut Ibuku
menjawab “Nanti dulu, Nina kan mash kuliah, tunggu Nina menyelesaikan kuliahnya
dulu.Nina kan juga punya kakak perempuan jangan sampai dilangkahi, tunggu
kakaknya menikah dulu”.Sementara Aku tidak terlalu ambil pusing dengan
perkataan Dodi itu karena menurutku itu hanya sekedar gurauan.
Setiap kali Dodi menelponku ia selalu
membahas tentang pernikahan yang membuat Aku muak. Tiba-tiba Dodi meminta nomer
ponsel Ibuku, aku Tanya untuk apa, Ia menjawab agar bisa mengisi pulsa untuk
Ibu. Namun, diam-diam Dodi menelpon Ibuku untuk meminta restu agar kami direstui
untuk menikah secepatnya.Aku tidak pernah memikirkan untuk menikah sebelum aku
menyelesaikan kuliahku.Tanpa sepengetahuanku Dodi menelpon Ayahku juga dan
meminta restu, Aku heran dari mana laki-laki ini mendapatkan nomer ponsel
Ayahku.Aku tidak habis pikirdia benar-benar laki-laki yang nekat.Namun ayahku
menyerahkan keputusan pada ibuku dan juga Aku, karena menurut Ayahku Aku adalah
orang yang akan menjalani kehidupan rumah tangga, jadi semua keputusan Ayah
serahkan kepadaku. Aku bimbang, Aku bingung apa yang harus Aku lakukan, Aku
tidak mungkin menikah diakhir semester karena tugas ku yang terlampau banyak,
ditambah Aku harus mengikuti ujian semester, Ibuku pun belum siap untuk
melepasku, karena setelah menikah aku harus ikut suamiku ke tempat tugasnya di luar
daerah. Tanpa pemberitahuan sebelumnya, tiba-tiba Dodi datang ke rumah membawa
seluruh keluarga besarnya untuk melamarku, hatiku bergejolak, Aku semakin
kehilangan akal pikiranku. Untuk menghormati tamu Ayah menyambut baik
kedatangan keluarga Dodi, berbeda dengan Ibuku yang hanya terdiam dan bermuka
masam. Ketika Ibuku menyiapkan minuman dan kudapan untuk kelurga Dodi,
tiba-tiba Ayah memanggilku untuk keluar dan menyapa keluarga Dodi, di situlah
semua orang menanyaiku apakah Aku serius untuk menikah dengan Dodi, Aku terdiam
sejenak, Aku tidak mungkin mempermalukan Dodi di depan keluarga besar kami,
akhirnya Aku mengangguk. mungkin Aku sudah memilih hal yang benar, meskipun Aku
tidak mencintai Dodi, namun Ia laki-laki yang baik dan soleh.
Kami pun mulai mengurus persiapan
pernikahan, mulai dari surat-surat ijin pernikahan dari atasannya Dodi untuk
mendapatkan izin nikah dinas. Namun dari situ ada pertentangan antar dua
keluarga, Ayahku ingin kami menikah dinas terlebih dahulu, namun dari pihak
Dodi ingin kami menikah secara agama terlebih dahulu. Akhirnya kami mengikuti
pihak keluarga Dodi untuk menikah secara agama sambil mengurus surat untuk
nikah dinas. Ternyata dari pihak KUA tidak bisa menikahkan kami karena tidak
ada surat izin dari atasan Dodi, Ayah Dodi ngotot ingin menikahkan kami secara
siri, namun Ayahku tidak mau, Ayahku tetap pada pendiriannya agar kami menikah
dinas terlebih dahulu. Aku ingat hari itu hari kamis Dodi menelponku dan
mengatan bahwa kami akan melangsungkan akad nikah pada hari minggu dan ia sudah
mengambil cuti selama dua hari. Sontak Aku terkejut karena tidak ada
pemberitahuan sebelumnya, Aku Tanya Dodi apakah Ia sudah memberitahu keluargaku,
ternyata belum, lalu aku memintanya untuk menelpon Ayahku. Keluarga besarku
semakin ragu dengan pernikahan mendadak ini. “Kamu benar-benar serius ingin
menikah?”, Tanya saudara sepupu Ayahku yang biasa Aku panggil Om, “Kamu
benar-benar serius mencintainya?, tanyanya lagi kepadaku, Aku hanya bisa
tersenyum. Setelah Om ku pulang Ibuku bertanya kembali padaku dengan pertanyaan
yang sama seperti yang dilontarkan Omku. Aku pun menggelengkan kepala dan meminta
maaf kepada Ibuku, aku menceritakan semua isi hatiku selama ini.Aku tidak
pernah mencintai Dodi, Aku terpaksa menggangguk ketika keluarganya bertanya
padaku apakah Aku-benar-benar serius untuk menikah, karena Aku tidak ingin
mempermalukan Dodi. Aku juga lebih memikirkan kuliahku, bagaimana Aku akan
mengurus kuliah dan suamiku, bagaimana aku bisa bermain lagi dengan
teman-temanku. Karena menurutku menikah ketika masih kuliah akan menyita
waktuku untuk berkumpul bersama teman-teman sepermainanku karena harus mengurus
rumah tangga, suami dan anak jika Aku sudah melahirkan. Aku masih ingin
menikmati masa muda bersama kawan-kawan dan keluargaku.Selama ini Aku tidak
ingin bercerita karena Aku memikirkan perasaan keluargaku, Aku tidak ingin
memeprmalukan keluargaku, Aku tidak ingin menyakiti keluargaku, hanya itu yang
terlintas dalam pikiranku.Akhirnya aku menelpon Dodi, dan dengan keputusan kami
berdua, kami mengakhiri hubungan kami dengan baik-baik.Aku merasa lega sudah
mencurahkan semua isi hatiku, kini Aku hanya ingin fokus pada kuliah dan masa
depanku.Aku tidak menyalahkan siapa-siapa, termasuk takdirku, semesta tak
pernah salah, hanya waktu yang belum tepat.
Subscribe to:
Posts (Atom)
proposal KUB ( Kelompok Usaha Bersama) contoh
Lombok Menulis KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) KELOMPOK USAHA TERNAK IKAN LELE “ SAWLIM ” Sekretariat : Kp............... RT........ R...

-
Di Kaki Gunung Agung Pemandangan indah bak di sorga Pura Besakih berdiri dengan megahnya Awan tipis menyelimuti ...
-
--> By: Desi Sumainingsih ( Siswa Kelas XII IPA SMA Birrul Walidain NW Rensing, Lotim NTB ) Dipagi yang cerah dengan hati ...
-
Karya: Martini Kau torehkan tangisku Melukis sejarah.... Seribu luka menyayat hati membawa luka.... Bersamamu penderitaan Hidup ...