Monday, September 24, 2012

CERPEN ( DIMANA ADA KEMAUAN DI SITU ADA JALAN)


Oleh : Husnul Hawani ( Siswi Kelas XII IPA SMA Birrul Walidain NW Rensing Lotim NTB )

Matahari terasa menyengat, aku harus segera pulang dan sampai rumah tepat  waktu, aku tidak mau emak mengkhawatirkanku. “ Indah. . . “ Terdengar suara dari balik pohon kelapa. Indah pun menoleh ke arah suara itu, ternyata Warni. Dia sangat peduli dengan Indah, karena sejak lulus SMP Indah tidak bisa melanjutkan sekolahnya.
 “ Ada apa ??” tanya Indah.
 “ Ini aku bawakan kamu buku untuk kamu baca-baca di rumah, buat kamu belajar “ Sambil Warni memberikan buku itu.
“ Makasi yaa ! Buku ini sangat berharga untukku. Ooo... yaa, aku harus cepat-cepat pulang karena emak menungguku di rumah. “ Indah bergegas pulang ke rumah.
“ Indah. . . kenapa kamu lama sekali nak ?” Tanya Emak.
“ Maafin Indah mak, karena Indah harus menjual ikan-ikan ini sampai habis. “ Jawab Indah.
“ Ya sudah, kamu istirahat sekarang !” suruh emak
Betapa miris dan sedih emak Randa melihat Indah kerja banting tulang. Indah sangat ingin sekolah seperti teman-temannya. Karena sejak lulus SMP, Indah tidak bisa melanjutkan sekolahnya.
Sebenarnya, dia mempunyai cita-cita yang selama ini ingin Ia raih. Tapi sayang, keadaan ekkonomi tidak mengijinkan untuk melanjutkan sekolahnya. Indah dan emak hanya tinggal berdua di Gubuk sederhana peninggalan ayahnya. Karena sudah lama ayahnya menghadap sang Kuasa.
Hiruk pikuk kehidupan sudah mereka rasakan. Namun, tidak membuat mereka menyerah dan putus asa untuk menjalani hidup. Walaupun tidak banyak yang bisa mereka lakukan, sebuah perahu peninggalan ayahnya yang mereka manfaatkan untuk mencari nafkah seadanya. Emak yang sudah tua dan sering sakit-sakitan berusaha untuk melakukan pekerjaan yang sebenarnya tidak mungkin seorang wanita melakukannya, apa boleh buat.
Dinginnya malam harus Ia lewati untuk mencari ikan-ikan kecil untuk mereka jual esok hari. Deburan ombak seakan menjadi saksi perjuangan hidup mereka. Tidak jarang mereka meneteskan air mata, tapi inilah kehidupan yang mereka jalani.
“ Indah. . . indah. . .” Terdengar suara dari luar.” Eeehh. . . Warni “.
 “ Ya emak, Indahnnya ada ?”  “Indah baru saja saja pulang. Mungkin dia sedang istirhat “. Jawab emak Indah. “ ini ada sedikit makanan, tadi Warni baru dari pasar. Ooo. . . Yaa emak kasi tahu Indah besok siang suruh dia ke rumah ada sesuatu yang ingin Warni kasi tahu !!“.
“ Ya nanti emak sampaikan” jawab emak.
Keeokan harinya, seperti biasa Indah pergi berjualan ikan. Tampaknya Indah sangat terburu-buru, pagi-pagi sekali Indah bergegas ke pasar. Mungkin Indah ingin cepat-cepat menjual ikan-ikan itu dan segera ke rumah Warni. Tapi sepertinya ada sedikit hambatan, tiba-tiba Lucy anak juragan kaya yang sangat populer di kampungnya itu mencegatnya.
“ Heehh. . . mau kemana kamu ?”Dengan laganya yang sok “ Coba kalin liat anak dekil, miskin dn blagu ini. Kasihan sekali dia, tidak pernah menikmati indahnya masa SMA”. Mereka pun mencemooh Indah dan langsung pergi.
Indah tertegun sejenak, tidak sadar Ia sampai meneteskan air mata, tapi Ia sadar memang ini hidup yangharus Ia jalani. Seakan semuanya menjadi pelengkap untuk menyambut hari esok yang lebih naik. Karena suatu saat Ia yakin apa yang selama ini Ia cita-citakan bisa Ia raih. Sepertinya agak terlambat ke pasardan ikan-ikannya tidak habis Iajual.
Sepulangnya dari pasar, Indah bergegas pulang. Ia ingin cepat-cepat sampai di rumah dan langsung ke rumah Warni. “Emak. . . indah pulang !!! ini mak ikan-ikannya, maaf Indah tidak bisa menjualnya sampai habis “. Sambil memberikan emaknya ikan yang tersisa.
“Kamu tidak istirahat dulu Ndah ?” Tanya emak.
“Indah harus cepat-cepat ke rumah Warni Mak !” Teriak Indah ke emaknya sambil berjalan, dia sangat penasaran karena tidak biasanya Warni menyuruhnya ke rumah. Warni sudah menunggu Indah sejak pulang sekolah.
 “Eeee. . . Ndah, akhirnya kamu sampai juga di rumahku. Begini Ndah, aku tau kamu sangat berbakat membuat karya sastra, itu cita-citamu sejak dulu kan ? Menjadi pengarang terkenal dan bisa membahagiakan orang tuamu !”. Jelas Warni
“ Iya itu memang cita-citaku dari dulu. Tapi, , , kamu tau keadaanku seperti apa ? Aku tidak bisa berbuat apa-apa, sedangkan sekolah saja aku tidak bisa melanjutkan” Jelas Indah.
Kamu salah Ndah, kesempatan selalu ada kalau kamu mau !” jawab Warni.
“ Tapi bagaimana caranya ?” Tanya Indah.
“Ada sayembara  di sekolahku, dan siapa saja boleh mengikutinya walaupun di luar sekolah. Bagaimana Ndah, kamu tertarik ?”.
“Sebenarnya aku sangat ingin, tapi apakah aku bisa ?”.
“Kamu pasti bisa Ndah, aku yakin !!” Warni terus berusaha meyakinkan Indah agar Indah mau mengikuti lomba itu. Warni percaya, Indah pasti bisa dan ini adalah jalan untuk meraih cita-citanya.
Setelah memikirkan apa yang Warni katakan, akhirnya Indah percaya diri untuk mengikuti lomba tersebut. Ia tidak ingin terlambat sedikkitpun. Ia bertekad untuk mewujudkan mimpinya, walaupun  ada sedikit keraguan di benaknya.
Indah sampai terbur-buru, karena tidak seperti anak yang lain. Ia hanya berjalan kaki dari rumah sampai ke sekolah.
“ Aduuuhhh !!” Tidak sengaja dia menabrak sesuatu.
Buku-buku yang Ia  bawa jatuh berserakan. Tapi Ia tidak memperdulikan. Indah cepa-cepat membereskan buku itu. Seorang lelaki berdiri di depannya mengulurkan tangannya, “Biar kubantu  kamu berdiri!” Tawar lelaki itu.
Indah hanya melihat orang itu sebentar dan langsung pergi. Dalam hatinya Indah bertanya siapa orang itu ?. “Aku tidak pernah melihat orang itu ??”.
Lelaki itu hanya tersenyum  melihat tingkah Indah. “Aneh sekali anak itu. Aku hanya mau menolongnya” kata lelaki itu. “ Indah kamu lama sekali, lombanya sudah hampir dimulai. Kamu sudah siap ?”.
“War. . . aku tidak tahu seberapa kuat mentalku untuk bisa berdiri di atas panggung itu. Lihat banyak sekali orang-orang yang akan mengikuti lomba ini. Dan lihat penampilan mereka sangat luarbiasa. Sedangkan aku, hanya gadis pantai yang bermodalkan tekad saja” Jelas Indah.
“Justru itu Ndah, tekad kamu yang akan membawamu ke panggung !!”.
Seakan Ia tidak bisa mengangkat kakinya ke atas panggung itu. Ia hanya bingung hampir 3 kali namanya dipanggil. Indah pun tersadar bahawainilah langkah pertama yang harus Ia tempuh. Dengan percaya diri, Indah membawa selembar kertas naik ke atas panggung. Kemudian dia membacakan karya puisinya.
“Woow. . . Anak dekil, bau, dan tidak tahu diri itu naik ke atas panggung ?” Lucy dan genk-genknya menyoraki Indah. Seakan mereka tidak terima bahwa yang berdiri di atas panggung itu adalah Indah.
Semua itu tidak mematahkan semangatnya. Seakan itu menjadi cambuk bahwa suatu saat nanti mereka akan bangga dengan keberhasilannya. Suara tepuk tangan terdengar dari belakang panggung. “Puisi yang kamu bacakan indah sekali”.
Indah pun heran, karena tidak salah lagi orang itu adalah lelaki yang dia tabrak tadi.
“Tapi siapa dia ??” Tanya dalam hati.
Setelah dia selesai membaca puisi itu, kemudian Indah bergega sturun dari atas panggung kembali lagi ke tempat duduknya. Dan dia bertemu lelaki itu, “Hai. . . Boleh aku tahu namamu ?” tanya laki-laki itu.
“Mmm. . . Aku Indah!!”. “Seindah puisi yang kamu bacakan tadi. Aku yakin kamu akan keluar sebagai juara” Katanya.
Seakan Indah tidak mau peduli apa  yang lelaki itu katakan. Tetapi sebenarnya Indah masih menyimpan tanda tanya, siapa dia sebenarnya ?.
“Benar-benar wanita yang aneh ! tapi aku suka dia polos dan apa adanya”.
“Rifaldi. . . “ Ya pak ?? jawab laki-laki itu. “Ini adalah berkas-berkas hasil lomba itu. Di situ sudah ada nilaidari para kontestan, tinggal kamu tentukan saja siapa pemenangnya”.
            Rifaldi adalahb anak dari penyelenggaraan perlombaan itu. Mereka berasal dari kota, dan mereka mempunyai media cetak tempat penerbitan buku-buku. Mereka sengaja mengadakan perlombaan ini untuk mendapatkan penulis terbaik yang kemudian akan diterbitkan karyanya.
Diam-diam Rifaldi mengikuti Indah ke rumahnya. Tampaknya dia tertarik dengan gadis pantai itu, Indah tidak tahu kalau dia diikuti. Rifaldi tidak mau membuat Indah marah, dia hanya ingin tahu dimana rumahnya, kemudian langsung pergi.
Sungguh tidak dipercaya, setelah seminggu menunggu hasil lomba itu, ternyata hasilnya sudah keluar. Dan Indah keluar sebagai juara pertama.
“Ini tidak mungkin. Luar biasa Ndah, kamu memang hebat”. Warni salut sekali sama Indah.
‘War. . .ini salah, aku nggak mungkin keluar sebagai juara”.
“Apanya yang salah ? lihat kamu yang menjadi juara 1”. Indah sampai meneteskan air mata karena bahagia.
            “Emak. . . Indah menjadi juara. . .!! lihat Indah bisa buktikan ke orang-orang, bahwa Indah juga bisa”. Emak Randa langsung memeluk Indah. Emak yakin suatu saat nanti anaknya akan menjadi penulis terkenal.
Sejak Indah memenangkan lomba itu, dia lebih percaya diri untuk berkarya lagi. Indah ingin membuktikan ke orang-orang bahwa dia tidak hanya sekedar gadis pantai yang tidak sekolah, namun dia bisa membuktikan bahwa dia bisa, termasuk kepada Lucy dan genknya.
Kini mereka tidak mencemooh Indah lagi karena Indah selalu tampil sebagai juara di setiap ada lomba. Indah semakin yakin atas apa yang  dia miliki, dia terus mengeluarkan ide-ide kreatifnya.
Indah berusaha mengirim setiap tulisan yang ia buat ke media cetak, tapi sayang Indah tidak pernah berhasil menerbitkan bukunya.
            Indah terus berdo’a agar suatu saat ia menjadi penulis yang hebatdan menerbitkan buku-bukunya. Perjuangan Indah begitu panjang hingga saatnya tiba, dia menerima surat das Pos bahwa karangan yang ditulisnya akan segera diterbitkan.
            Sejak buku pertamanya terbit, Indah semakin mantap untuk melahirkan karya-karyanya. Begitu banyak buku yang telah berhasil ia tulis. Dia menjadi penulis yang hebat. Ternyata usahanya tidak sia-sia. Dan kini dia berhasil membuktikan bahwa apa yang dia cita-citakan bukan hanya mimpi, tetapi khayalan yang nyata. Luar, , , biasa !!!
            Walaupun begitu, Indah tidak pernah melupakan orang-orang yang adadidekatnya, seperti Warni sahabat sejadi yang selalu memberikan semangat. Dan akhirnya Indah bisa membahagiakan emaknya. Satu hal yang masih menjanggal di hatinya. . . dia !!!
Tiba-tiba teringat lelaki itu. Indah pun semangatmenuliskan kisahnya dalam sebuah buku, termasuk pertemuannya dengan lelaki itu. Sungguh tidak bisa dipercaya, saat Indah berdiri menatap indahnya deburan ombak, tiba-tiba dia mendengar seseorang menyapanya.
“ Indah. . . !! Aku menykai buku karanganmu ini”.
Indah terkejut dan langsung menoleh ke belakang. “ Kamu ??? “ dengan heran.
“Waktu itu kita belum sempat berkenalan, aku Rifaldi. Sudah lama aku menjadi pengagum rahasiamu “. Indah pun tertunduk malu.
“ Aku senang sekali, pertemuan kita saat itu ternyata kamu tulis dalam buku ini “. Sambil menunjukkan buku yang dia bawa, hasil karangan Indah. Indah hanya tersenyum dan tertunduk malu.
            Sejak saat itumereka semakin dekat dan sering kerjasama, karena Rifaldi sendiri yang menerbitkan karangan-karangan tulisan Indah. Semua yang Indah alami bukan hanya sekedar kebetulan, tetapi dia berjuang untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.
Dalam salah satu karya yang Indah tulis, dia menyampaikan sebuah pesan, “Bahwa di mana ada kemauan, disitu ada jalan”. Memang tidak mudah, namun nikmatilah semua perjalanan itu walaupun sulit akan menjadi mudah jika kita terus berusaha. 
THE END

                                                                                                            

No comments:

Post a Comment

lombok menulis

proposal KUB ( Kelompok Usaha Bersama) contoh

Lombok Menulis   KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) KELOMPOK USAHA TERNAK IKAN LELE “ SAWLIM ” Sekretariat : Kp............... RT........ R...