Oleh: Ika Putri

Dengan ketekunan dan ketabahan, selang satu tahun ia
diangkat kembali di bagian atministrasi.
Betapa beruntung dia selama di Surabaya, yang semula hidup sebatang kara, lambat
laun bertemu dengan seorang pria. Selang 1 tahun lamanya akhirnya pria tersebut
datang untuk melamarnya. Si gadis akhirnya menikah dengan pujaan hatinya
tersebut. Tapi sayang meskipun sudah cukup lama berkeluarga baru 2 tahun diberi
momongan. Anak seorang putri yang cantik dan lucu.
Namun di saat dikasihinya seorang putri dia
mengalami cobaan dalam hidupnya. Suaminya tidak bekerja lagi. Tapi dengan
sabar ia menjalani hidupnya dengan senang hati dan ikhlas. Ia jalani
kewajiban melayani suami dengan penuh ikhlas dengan menyiapkan masakan untuk anak
dan suami, setelah itu barulah berangkat kerja meskipun lelah terkadang selalu
menghantui sampai badan kurus dan kering.
Ia
tidak peduli walaupun dia pulang malam, setiap pagi ia berangkat menyusuri
jalan-jalan berliku sampai anaknya berumur 8 tahun. Sampai delapan tahun
berlalu, barulah ia memberi pengertian pada suaminya. Ia buatkan ia toko untuk
suaminya agar tidak memiliki pekerjaan. Akan tetapi saying suaminya tidak bisa
mengolahnya. Tak lama hancurlah toko tersebut, tapi semua itu tidak menjadi
masalah, dia terus berjuang dengan semua itu ...
Dengan kegigihanya dia memberanikan diri
terjun ke jalur bisnis yang lebih besar walaupun sebenarnya dia tidak pernah punya
pengalaman tentang bisnis, tapi dengan keberanianya tersebut akhirnya ia
berhasil mengolah bisnis tersebut. Permintaanya sampai keluar negeri seperti ,
Kanada, Singapura, Arab Saudi, Taiwan, Hongkong, Batam, bahkan negeri jiran Malaysia.
Dengan tekun dia nikmati bisnis itu meskipun dengan bermodalkan keberanian hingga
akhirnya terkumpul pundit-pundi uang yang berubah yang semula berasal dari toko yang semula kecil ternyata menjadikannya
semakin besar seperti mini market. Dan disitulah ia mulai merasakan nikmatnya
hidup.
Lambat
laun dengan kesuksesan sang istri ternyata sang suami mulai iri dengan
keberhasilan istrinya. Suaminya ingin mengikuti jejak istrinya pada jalur
bisnis, akan tetapi tidak seperti bisnis yang dijalani istrinya, ia terjun
justru pada bisnis pulsa dan property. Tanpa sepengetahuan dan izin dari istrinya,
sang suami menjalani bisnis pulsa dan property tersebut. Tuhan tiada
mengizinkan. Bisnisnya lenyap Ia tertipu bersama kawan-kawannya sendiri.
Ratusan juta raib. Istrinya pun marah dana yang sudah sekian lama terkumpul
dengan jerih payah dan cucuran keringat, lenyap tanpa bekas. Impian untuk naik
haji bersama keluarga pupus sudah.
Istrinya
mulai prustasi. Ia pergi meninggalkan keluarga selama 5 bulan ke rumah kakaknya
sambil membawa sisa tabungan yang masih tersisa.
Di rumah kakaknya ia terus merenung dan
berfikir apa yang harus dia kerjakan setelah semuanya ambruk seperti ini.
Terkadang terbersit keinginan untuk meninggalkan suami dan anaknya, akan tetapi
banyak sahabat yang memberi masukan kepadanya sehingga ada perasaan luluh sehingga
mimpinya ke Kanada negeri orang yang belum pernah ia kunjungi tidak jadi ia
laksanakan. Akhirnya...dengan
meminta petunjuk Allah dengan sepontan ia terbang ke Surabaya tempat rumahnya
yang semula, tapi apa yang ia dapatkan di sana, ternyata suaminya tidak pernah
pulang. Prustasi mulai menghinggapi. Terasa ia ingin meminta berpisah dengan
suaminya yang sebenarnya ia masih sayangi, namun justru suaminya tidak mau berpisah
darinya, apalagi sang suami bersedia berjanji akan mengembalikan semua jerih payah
yang ia dapat sehingga berubah seperti sedia kala. Akhirnya denga rayuan itu sang istri luluh juga.
Dengan
kesabaran ia mengikuti apa yang suami minta. Ia bahkan keluar dari rumah yang
selama ini ia tempati selama 17 tahun. Dia pindah mengikuti suami, sedangkan
anaknya satu-satunya ia tinggalkan di rumah yang cukup mewah tersebut. Dalam
hati kecilnya sang istri merasa iba dan tidak rela jika anaknya hidup sendiri
di rumah sebesar itu. Ia segera meminta
mertuanya untuk menemaninya. Ia lega karena niatnya diterima oleh mertuanya.
Setelah
mengikuti sang suami, istri berharap suami bisa berubah dan mau berusaha keras
untuk menghidupi anak dan istrinya. Sudah 3 bulan dia mencoba bersabar, tapi
belum juga ada tanda-tanda sang suami menampakkan hasil bahkan ia semakin tidak
mengerti apa yang selama ini suaminya kejar dengan berangkat pagi dan pulang sampai
larut malam, bahkan jam 3 malam. Tidak ada hasil sedikitpun yang bisa
diharapkan. Lalu apa yang harus diperbuat istri, ia menjadi frustasi yang
sangat mendalam, Ia hanya meminta kepada Allah dan selalu memohon petunjuk..
kini si istri hanya bisa pasrah...mau dibawa
kemana haluan hidupnya. Sang istri hanya bisa diam ...diam dan diam...tak tahu
..entah kemana arah jalan yang ia tempuh ..hanya satu kalimat yang ia
ucapkan..PASRAH.....!!!!!!!!
No comments:
Post a Comment
lombok menulis