Monday, September 24, 2012

CERPEN ( DIMANA ADA KEMAUAN DI SITU ADA JALAN)


Oleh : Husnul Hawani ( Siswi Kelas XII IPA SMA Birrul Walidain NW Rensing Lotim NTB )

Matahari terasa menyengat, aku harus segera pulang dan sampai rumah tepat  waktu, aku tidak mau emak mengkhawatirkanku. “ Indah. . . “ Terdengar suara dari balik pohon kelapa. Indah pun menoleh ke arah suara itu, ternyata Warni. Dia sangat peduli dengan Indah, karena sejak lulus SMP Indah tidak bisa melanjutkan sekolahnya.
 “ Ada apa ??” tanya Indah.
 “ Ini aku bawakan kamu buku untuk kamu baca-baca di rumah, buat kamu belajar “ Sambil Warni memberikan buku itu.
“ Makasi yaa ! Buku ini sangat berharga untukku. Ooo... yaa, aku harus cepat-cepat pulang karena emak menungguku di rumah. “ Indah bergegas pulang ke rumah.
“ Indah. . . kenapa kamu lama sekali nak ?” Tanya Emak.
“ Maafin Indah mak, karena Indah harus menjual ikan-ikan ini sampai habis. “ Jawab Indah.
“ Ya sudah, kamu istirahat sekarang !” suruh emak
Betapa miris dan sedih emak Randa melihat Indah kerja banting tulang. Indah sangat ingin sekolah seperti teman-temannya. Karena sejak lulus SMP, Indah tidak bisa melanjutkan sekolahnya.
Sebenarnya, dia mempunyai cita-cita yang selama ini ingin Ia raih. Tapi sayang, keadaan ekkonomi tidak mengijinkan untuk melanjutkan sekolahnya. Indah dan emak hanya tinggal berdua di Gubuk sederhana peninggalan ayahnya. Karena sudah lama ayahnya menghadap sang Kuasa.
Hiruk pikuk kehidupan sudah mereka rasakan. Namun, tidak membuat mereka menyerah dan putus asa untuk menjalani hidup. Walaupun tidak banyak yang bisa mereka lakukan, sebuah perahu peninggalan ayahnya yang mereka manfaatkan untuk mencari nafkah seadanya. Emak yang sudah tua dan sering sakit-sakitan berusaha untuk melakukan pekerjaan yang sebenarnya tidak mungkin seorang wanita melakukannya, apa boleh buat.
Dinginnya malam harus Ia lewati untuk mencari ikan-ikan kecil untuk mereka jual esok hari. Deburan ombak seakan menjadi saksi perjuangan hidup mereka. Tidak jarang mereka meneteskan air mata, tapi inilah kehidupan yang mereka jalani.
“ Indah. . . indah. . .” Terdengar suara dari luar.” Eeehh. . . Warni “.
 “ Ya emak, Indahnnya ada ?”  “Indah baru saja saja pulang. Mungkin dia sedang istirhat “. Jawab emak Indah. “ ini ada sedikit makanan, tadi Warni baru dari pasar. Ooo. . . Yaa emak kasi tahu Indah besok siang suruh dia ke rumah ada sesuatu yang ingin Warni kasi tahu !!“.
“ Ya nanti emak sampaikan” jawab emak.
Keeokan harinya, seperti biasa Indah pergi berjualan ikan. Tampaknya Indah sangat terburu-buru, pagi-pagi sekali Indah bergegas ke pasar. Mungkin Indah ingin cepat-cepat menjual ikan-ikan itu dan segera ke rumah Warni. Tapi sepertinya ada sedikit hambatan, tiba-tiba Lucy anak juragan kaya yang sangat populer di kampungnya itu mencegatnya.
“ Heehh. . . mau kemana kamu ?”Dengan laganya yang sok “ Coba kalin liat anak dekil, miskin dn blagu ini. Kasihan sekali dia, tidak pernah menikmati indahnya masa SMA”. Mereka pun mencemooh Indah dan langsung pergi.
Indah tertegun sejenak, tidak sadar Ia sampai meneteskan air mata, tapi Ia sadar memang ini hidup yangharus Ia jalani. Seakan semuanya menjadi pelengkap untuk menyambut hari esok yang lebih naik. Karena suatu saat Ia yakin apa yang selama ini Ia cita-citakan bisa Ia raih. Sepertinya agak terlambat ke pasardan ikan-ikannya tidak habis Iajual.
Sepulangnya dari pasar, Indah bergegas pulang. Ia ingin cepat-cepat sampai di rumah dan langsung ke rumah Warni. “Emak. . . indah pulang !!! ini mak ikan-ikannya, maaf Indah tidak bisa menjualnya sampai habis “. Sambil memberikan emaknya ikan yang tersisa.
“Kamu tidak istirahat dulu Ndah ?” Tanya emak.
“Indah harus cepat-cepat ke rumah Warni Mak !” Teriak Indah ke emaknya sambil berjalan, dia sangat penasaran karena tidak biasanya Warni menyuruhnya ke rumah. Warni sudah menunggu Indah sejak pulang sekolah.
 “Eeee. . . Ndah, akhirnya kamu sampai juga di rumahku. Begini Ndah, aku tau kamu sangat berbakat membuat karya sastra, itu cita-citamu sejak dulu kan ? Menjadi pengarang terkenal dan bisa membahagiakan orang tuamu !”. Jelas Warni
“ Iya itu memang cita-citaku dari dulu. Tapi, , , kamu tau keadaanku seperti apa ? Aku tidak bisa berbuat apa-apa, sedangkan sekolah saja aku tidak bisa melanjutkan” Jelas Indah.
Kamu salah Ndah, kesempatan selalu ada kalau kamu mau !” jawab Warni.
“ Tapi bagaimana caranya ?” Tanya Indah.
“Ada sayembara  di sekolahku, dan siapa saja boleh mengikutinya walaupun di luar sekolah. Bagaimana Ndah, kamu tertarik ?”.
“Sebenarnya aku sangat ingin, tapi apakah aku bisa ?”.
“Kamu pasti bisa Ndah, aku yakin !!” Warni terus berusaha meyakinkan Indah agar Indah mau mengikuti lomba itu. Warni percaya, Indah pasti bisa dan ini adalah jalan untuk meraih cita-citanya.
Setelah memikirkan apa yang Warni katakan, akhirnya Indah percaya diri untuk mengikuti lomba tersebut. Ia tidak ingin terlambat sedikkitpun. Ia bertekad untuk mewujudkan mimpinya, walaupun  ada sedikit keraguan di benaknya.
Indah sampai terbur-buru, karena tidak seperti anak yang lain. Ia hanya berjalan kaki dari rumah sampai ke sekolah.
“ Aduuuhhh !!” Tidak sengaja dia menabrak sesuatu.
Buku-buku yang Ia  bawa jatuh berserakan. Tapi Ia tidak memperdulikan. Indah cepa-cepat membereskan buku itu. Seorang lelaki berdiri di depannya mengulurkan tangannya, “Biar kubantu  kamu berdiri!” Tawar lelaki itu.
Indah hanya melihat orang itu sebentar dan langsung pergi. Dalam hatinya Indah bertanya siapa orang itu ?. “Aku tidak pernah melihat orang itu ??”.
Lelaki itu hanya tersenyum  melihat tingkah Indah. “Aneh sekali anak itu. Aku hanya mau menolongnya” kata lelaki itu. “ Indah kamu lama sekali, lombanya sudah hampir dimulai. Kamu sudah siap ?”.
“War. . . aku tidak tahu seberapa kuat mentalku untuk bisa berdiri di atas panggung itu. Lihat banyak sekali orang-orang yang akan mengikuti lomba ini. Dan lihat penampilan mereka sangat luarbiasa. Sedangkan aku, hanya gadis pantai yang bermodalkan tekad saja” Jelas Indah.
“Justru itu Ndah, tekad kamu yang akan membawamu ke panggung !!”.
Seakan Ia tidak bisa mengangkat kakinya ke atas panggung itu. Ia hanya bingung hampir 3 kali namanya dipanggil. Indah pun tersadar bahawainilah langkah pertama yang harus Ia tempuh. Dengan percaya diri, Indah membawa selembar kertas naik ke atas panggung. Kemudian dia membacakan karya puisinya.
“Woow. . . Anak dekil, bau, dan tidak tahu diri itu naik ke atas panggung ?” Lucy dan genk-genknya menyoraki Indah. Seakan mereka tidak terima bahwa yang berdiri di atas panggung itu adalah Indah.
Semua itu tidak mematahkan semangatnya. Seakan itu menjadi cambuk bahwa suatu saat nanti mereka akan bangga dengan keberhasilannya. Suara tepuk tangan terdengar dari belakang panggung. “Puisi yang kamu bacakan indah sekali”.
Indah pun heran, karena tidak salah lagi orang itu adalah lelaki yang dia tabrak tadi.
“Tapi siapa dia ??” Tanya dalam hati.
Setelah dia selesai membaca puisi itu, kemudian Indah bergega sturun dari atas panggung kembali lagi ke tempat duduknya. Dan dia bertemu lelaki itu, “Hai. . . Boleh aku tahu namamu ?” tanya laki-laki itu.
“Mmm. . . Aku Indah!!”. “Seindah puisi yang kamu bacakan tadi. Aku yakin kamu akan keluar sebagai juara” Katanya.
Seakan Indah tidak mau peduli apa  yang lelaki itu katakan. Tetapi sebenarnya Indah masih menyimpan tanda tanya, siapa dia sebenarnya ?.
“Benar-benar wanita yang aneh ! tapi aku suka dia polos dan apa adanya”.
“Rifaldi. . . “ Ya pak ?? jawab laki-laki itu. “Ini adalah berkas-berkas hasil lomba itu. Di situ sudah ada nilaidari para kontestan, tinggal kamu tentukan saja siapa pemenangnya”.
            Rifaldi adalahb anak dari penyelenggaraan perlombaan itu. Mereka berasal dari kota, dan mereka mempunyai media cetak tempat penerbitan buku-buku. Mereka sengaja mengadakan perlombaan ini untuk mendapatkan penulis terbaik yang kemudian akan diterbitkan karyanya.
Diam-diam Rifaldi mengikuti Indah ke rumahnya. Tampaknya dia tertarik dengan gadis pantai itu, Indah tidak tahu kalau dia diikuti. Rifaldi tidak mau membuat Indah marah, dia hanya ingin tahu dimana rumahnya, kemudian langsung pergi.
Sungguh tidak dipercaya, setelah seminggu menunggu hasil lomba itu, ternyata hasilnya sudah keluar. Dan Indah keluar sebagai juara pertama.
“Ini tidak mungkin. Luar biasa Ndah, kamu memang hebat”. Warni salut sekali sama Indah.
‘War. . .ini salah, aku nggak mungkin keluar sebagai juara”.
“Apanya yang salah ? lihat kamu yang menjadi juara 1”. Indah sampai meneteskan air mata karena bahagia.
            “Emak. . . Indah menjadi juara. . .!! lihat Indah bisa buktikan ke orang-orang, bahwa Indah juga bisa”. Emak Randa langsung memeluk Indah. Emak yakin suatu saat nanti anaknya akan menjadi penulis terkenal.
Sejak Indah memenangkan lomba itu, dia lebih percaya diri untuk berkarya lagi. Indah ingin membuktikan ke orang-orang bahwa dia tidak hanya sekedar gadis pantai yang tidak sekolah, namun dia bisa membuktikan bahwa dia bisa, termasuk kepada Lucy dan genknya.
Kini mereka tidak mencemooh Indah lagi karena Indah selalu tampil sebagai juara di setiap ada lomba. Indah semakin yakin atas apa yang  dia miliki, dia terus mengeluarkan ide-ide kreatifnya.
Indah berusaha mengirim setiap tulisan yang ia buat ke media cetak, tapi sayang Indah tidak pernah berhasil menerbitkan bukunya.
            Indah terus berdo’a agar suatu saat ia menjadi penulis yang hebatdan menerbitkan buku-bukunya. Perjuangan Indah begitu panjang hingga saatnya tiba, dia menerima surat das Pos bahwa karangan yang ditulisnya akan segera diterbitkan.
            Sejak buku pertamanya terbit, Indah semakin mantap untuk melahirkan karya-karyanya. Begitu banyak buku yang telah berhasil ia tulis. Dia menjadi penulis yang hebat. Ternyata usahanya tidak sia-sia. Dan kini dia berhasil membuktikan bahwa apa yang dia cita-citakan bukan hanya mimpi, tetapi khayalan yang nyata. Luar, , , biasa !!!
            Walaupun begitu, Indah tidak pernah melupakan orang-orang yang adadidekatnya, seperti Warni sahabat sejadi yang selalu memberikan semangat. Dan akhirnya Indah bisa membahagiakan emaknya. Satu hal yang masih menjanggal di hatinya. . . dia !!!
Tiba-tiba teringat lelaki itu. Indah pun semangatmenuliskan kisahnya dalam sebuah buku, termasuk pertemuannya dengan lelaki itu. Sungguh tidak bisa dipercaya, saat Indah berdiri menatap indahnya deburan ombak, tiba-tiba dia mendengar seseorang menyapanya.
“ Indah. . . !! Aku menykai buku karanganmu ini”.
Indah terkejut dan langsung menoleh ke belakang. “ Kamu ??? “ dengan heran.
“Waktu itu kita belum sempat berkenalan, aku Rifaldi. Sudah lama aku menjadi pengagum rahasiamu “. Indah pun tertunduk malu.
“ Aku senang sekali, pertemuan kita saat itu ternyata kamu tulis dalam buku ini “. Sambil menunjukkan buku yang dia bawa, hasil karangan Indah. Indah hanya tersenyum dan tertunduk malu.
            Sejak saat itumereka semakin dekat dan sering kerjasama, karena Rifaldi sendiri yang menerbitkan karangan-karangan tulisan Indah. Semua yang Indah alami bukan hanya sekedar kebetulan, tetapi dia berjuang untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.
Dalam salah satu karya yang Indah tulis, dia menyampaikan sebuah pesan, “Bahwa di mana ada kemauan, disitu ada jalan”. Memang tidak mudah, namun nikmatilah semua perjalanan itu walaupun sulit akan menjadi mudah jika kita terus berusaha. 
THE END

                                                                                                            

Sunday, September 23, 2012

CERPEN ( KALAU JODOH PASTI TAK KAN KE MANA)

-->
By: Desi Sumainingsih ( Siswa Kelas XII IPA SMA Birrul Walidain NW Rensing, Lotim NTB )

Dipagi yang cerah dengan hati yang senang Mely berangkat kesekolah.Ditengah jalan dia bertemu dengan seorang cowok  yang kebetulan satu sekolah dengannya.
   Hey…? Kamu sekolah di SMA PERTIWI kan  ..? tanya cowok itu
   Iya . .kok Tau..? Tanya  Mely dengan heran
   Aku kan siswa sekolah itu juga,,,aku pernah lihat kamu saat MOS. . .aku Ricky anak kelas 3 IPA
Kamu siapa ? Tanya ricky
Aku Mely .  . .siswa baru anak kelas X-c
Oowch…..bareng yuk..! Mely pun di ajak Ricky untuk berangkat bareng kesekolah. . .
Sesampainya di sekolah Mely disorakin teman-temannya karena datang sekolah dengan Ricky kakak kelasnya……
Cieeeee Mely punya punya gebetan baru nieee..!
‘Nggak kok tadi kebetulan ketemu dijalan terus aku di ajak bareng ,, kan tidak enak untuk ditolak..sahut Mely menyangkal
Bel keluar main berbunyi ,, dikantin Mely bertemu dengan Ricky disana mereka bercanda seakan sudah lama kenal dan Ricky mengajak Mely untuk pulang bareng,,,,
            Mel nanti pulang sama siapa? Tanya Ricky
Biasanya sih sama Sintya dan Nana tapi sampai angkot doang,,! Jawabnya
Owch y,,nanti pulangnya sama aku aja ya,aku tunggu kamu di depan gerbang sekolah…. ! dengan rasa malu Mely mengangguk kan kepala..
Akhirnya Mely diantar pulang sama Ricky….
Dari kejadian itu ricky jadinya sering menunggu Mely di tempat yang sama agar bisa berangkat kesekolah bersama lagi.
Setelah lama saling kenal Mely merasa Ricky punya perhatian yang lebih padanya.ricky pun begitu karena merasa Mely anak yang polos,man,is,dan juga lucu ia juga menyimpan rasa suka sama Mely…..
Akhirnya Ricky mengajak Mely  ketemuan di taman dengan harapan bisa mengungkapkan isi hatinya sama Mely,,,dengan tangan yang gemetaran Ricky pegang tangan Mely..
Mel…Aku  mau ngomong sesuatu sama kamu ,boleh…?
Boleh,,,memangnya mau nanya apa?  Tanya Mely
Tapi kamu jangan marah ya..? sahutnya
Mely hanya menggangguk dan senyum pada Ricky…
Aku mau kamu mengisi hari-hari ku yang kosong ,jujur…. aku suka sama kamu,aku suka kepolosannmu dan aku akan terima kamu apa adanya..!  menarik nafas sejenak “ kamu mau jadi pacar aku…? tanya Ricky dengan penuh harapan
Mely hanya tersenyum mendengar kata-kata yang di ucapkan Ricky.Mely  senang karena dia juga suka sama Ricky .mely ingin menguji kesungguhan Ricky dengan meminta waktu satu minggu untuk menjawabnya,,
Mmmm aku senang kamu berkata jujur,tapi aku butuh waktu untuk mikir apakah kamu sudah menjadi yang terbak dalam hdup ku,,,aku minta waktu satu minggu untuk menjawabnya,,! kata Mely
    HuuHhhhHH……..!
Ricky menghela nafas panjang “Oke ……. Aku akan tunggu jawaban kamu,kita ketemu  di tempat ini satu minggu lagi.” Kata Ricky
Satu minggu sudah berlalu ,Ricky menagih janji Mely yang akan menjawab pertanyaannya  seminggu yang lalu….
Mel,,,satu minggu sudah lewat sekarang tolong,,kamu jawab aku,aku akan terima papun keputusannmu ,sekalipun menyakitkan bagiku
Pliezzzzz Mel jawab aku sekarang…? Mely hanya tersenyum melihat Ricky
Ternyata  penantian Ricky tidak sia-sia, Mely hanya tersenyum dan mengangguk”aku mau jadi pacar kamu”…. Kata Mely
Dengan sangat senangnya Ricky langsung memeluk Mely “aku sayang kamu Mel….” Kata Ricky
Mereka menjalankan status pacaran di sekolah ,Mely merasa senang karena orang yang ia cinta selalu menjaga dan perhatian dia,..Namun hubungannya ditentang oleh sahabatnya Sintya karena ia merasa Mely hanya di permainkan oleh Ricky,,Sintya tau kalau Ricky punya pacar ,dan pacarnya juga satu sekolah dengan merek yang tidak lain kakak kelas mereka juga…
Mely tidak percaya dengan kata-kata sintya,ia  mengira sintya ingin merusak hubungannya dengan Ricky..
 ‘          suatu hari Ricky berdiri di depan gerbang sekolah seperti sedang menunggu seseorang,Mely melihatnya dan ingin menghampirinya nmun di dahului oleh Rizka kakak kelasnya..
Heyy,,,,ky…sudah lama nunggunya?  Tanya Rizka
Yaiyalah,kamu lama amat sich…!  Denga rasa jengkel
Yuk pulang..  !  kata Ricky mengajak rizka
Ternyata ricky menunggu rizka kekasihnya,dan Mely melihat semuanya ,,,ia merasa kecewa dan merasa di bohongi sama ricky,,Mely pergi mencari sintya smbil meneteskan air mata dan menceritakan semua yang pernah dilihatnya  sama sintya sahabatnya..
Sintya mencoba menenangkan hati Mely,,,,
Sudahlah Mel..kamu jangan nangis,kamu nggak usah pikirin dia lagi,masih banyak hal bisa kamu lakukan
Ya, sin..maafin aku karna tidak ercaya kata-kaamu kemarin ..! dengan rasa menyesal
Esok harinya di sekolah,Mely hanya terdiam gak mau keluar kelas,meskipun Ricky datang menghampirinya tpi dia hanya terdiam dan meninggalkan Ricky…
“Ricky mengejar dan memegang tangan Mely…
Mel,, kamu kenapa sich ? salah aku apa bilang dong jangan dian aja?dengan rasa heran dan bingung.
“Sudahlah Rick” melepas tangannya ,,kamu jangan ganggu aku lagi,aku nggak mau di bilang cewek perebut cook orang..lebih baik hari ini kita putus ,,!
Mel maafin aku jika aku ada salah sama kamu,tapii….!
Alaah sudahlah kamu pergi saja sana temui kak Rizka,,! Kata Mely kesal
Apa?  RiZka ? dari mana kamu tahu  ? dengan penuh pertanyaan
Aku akan jelasin semuanya sama kamu Mel…..”nggak usah semuanya sudah jelas” kata Mely marah
Aku akan putuskan hubungan ku dengan Rizka ,aku janji sama kamu Mel,aku sudah nggak cinta lagi sama dia,,,! Kata Ricky membujuk
Tapi Mely tidak menghiraukan kata-katanya dan pergi meninggalkan Ricky.
Namun Ricky tetap memutuskan hubungannya denga Rizka itu semua karena dia lebih mencintai Mely ,,ia mencurahkan isi hatinya sama Sintya sahabat Mely dan menceritakan semua tentang perasaannya pada Mely dan meminta Sintya untuk mau memaafkannya……
 Akhirnya tahun pelajaran berganti ,Ricky harus melanjutkan study nya keluar kota dan meninggalkan semua kenangannya ersama mely di kampung halamannya,namun tatap sebelumnya Ricky sudah minta maaf dan pamit sama Mely…
Mely merasa bersalah dan menyesal,walaupun dia memutushan hubungannya dengan Ricky namun sebenarnya ia masihsayang samadan cinta sama Ricky….
Dia curhat sama Sintya dan Nana sahabatnya tentang perasaannya yang sampai sekarang  masih sayang sama Ricky,,sintya juga menceritakan apa yang sudah Ricky katakana padanya ,bahwa ia masih mencintai Mely.
Ya ,Mel…Ricky juga bilang kalau dia masih mencintai kamu…!  Kata Nana
Tapiii,sudahlah Mel ….. “kalau kalian jodoh pasti kelak akan ketemu lagi” kan kata orang jodoh itu nggak kemana…. !  kata sintya menenangkan dan meyakinkan hati Mely
            Lama – lama Mely merasa tenang dan mencoba untuk melupakan Ricky….
THE END

Penulis

DESY SUMAININGSIH
   


                                                                                                                                                                           


CERPEN ( PERSEMBAHAN TERAKHIR)

-->

By: Baiq Ria Askina (Siswa Kelas XII IPA SMA Birrul Walidain NW Rensing)
Baiq Ria Askina
Dari sudut keramaian, seorang anak laki-laki menggunakan kemeja coklat berjalan sendirian mengelilingi pasar sambil melirik tas-tas yang bergelantungan. Ia berniat membelikan adik kesayanganya Aisyah sebuah tas sebagai hadiah juara 1 dikelasnya. Setelah berkeliling di setiap sudut pasar, ia jatuh hati pada tas punggung berwarna merah muda yang bergambarkan Barbie.Wah, itu pasti cocok untuk Aisyah, tasnya imut kayak dia! Hehehe... Selangkah demi selangkah ia mulai mendekati toko itu. Tiba- tiba dari kejauhan terlihat seorang laki-laki tua berkumis tebal berlari menuju ke arahnya. Dalam hitungan detik uangnya amblas di tangan orang itu yang ternyata seorang pencopet.
Copet .......! tolong ada copet..! teriak Imran dengan suara lantang. Imran tak kuasa menahan air matanya yang begitu dangkal.
 Mbak, Omm, tolongin saya di copet!teriaknya. Namun tak satu orangpun yang mempedulikanya. Ia mencoba mengejar pencopet itu, tapi ia sudah tidak bisa menjangkaunya. Setelah berlarian, ia singgah di depan toko makanan sambil menangis, persaanya bercampur aduk ditambah lagi ia sangat  lelah berlarian di bawah sinar matahari yang tak lagi bersahabat, berharap uangnya bisa kembali.Hiks,hiks,hiks uangku diambilgumamnya. Sang pemilik toko terus saja memperhatikan Imran  yang sedang berlumuran air mata. Ia merasa kasihan kepadanya dan langsung menghampirinya.
Dek, kamu kenapa?sambil memegang pundak imran.
Hiks ...hiks...hiks ...uang saya di copet! jawabnya sambil mengusap air matanya.     
Begini saja, ini bapak kasi makanan, tawar pemilik toko kepadanya. Mendengar orang itu Imran langsung berterima kasih dan berjabat tangan kemudian bergegas pulang.             
Di tengah perjalanan, Imran melambai-lambaikan sebungkus plastik makanan yang ia bawa. Ia sangat bingung harus berkata apa pada adiknya Ya Allah bagaimana ini, apa yang harus aku lakukan??? bisiknya dalam hati. Setibanya di gerbang rumah, nampak senyum Aisyah yang begitu lembut, membuatnya semakin tak tega untuk mengatakanya. Dengan langkah tertatih, Imran menghampiri Aisyah yang sedang mencuci piring dan duduk di sampingnya. Asiyah begitu senang melihat kakaknya pulang. Namun dengan berat hati ia harus mengatakanya.
Aisyah.... maafkan kakak ya?
Kakak kenapa? Mana tas yang kakak janjikan?tegasnya.
Aisyah, tadinya kakak mau membelikanmu, tapi....jawab Imran sambil menatap Aisyah.
Tapi kenapa kak?tanya Aisyah.
Tadi kakak kecopetan, dan semua uangnya amblas di bawa kabur,Tanpa sepatah katapun mulutnya langsung kaku mendengar musibah itu. Aisyah nampak begitu kecewa, matanya berkaca-kaca dan langsung berlari ke kamarnya. Sementara itu Imran ikut merasa sedih dan merasa bersalah padanya.Maafkan kakak Aisyah, aku tidak bisa memenuhi janjikuBisiknya dalam hati.
Ketika malam datang, ayahnya baru pulang setelah berkeliling seharian yang pekerjaanya hanya sebagai tukang kebun. Itupun pendapatanya tidaklah seberapa, hanya cukup untuk biaya makan sehari. Sedangakan ibunya sedang terbaring sakit hampir 2 bulan terakhir. Sehingga Imran harus bekerja keras membantu ayahnya untuk membiayai pengobatan ibunya. Ayahnya sangat lapar  setelah seharian bekerja, namun makanan tak satupun yang tersedia di meja makan, hanya sebungkus plastik berwarna hitam, baunya begitu harum. Ia semakin penasaran dengan baunya, kemudian ia langsung membuka plastik tersebut, ternyata isinya kue-kue yang membuat ia hampir meneteskan air liurnya.
Imran....?teriaknya dari dapur.
Ya yah! Ada apa?sahut Imran yang sedang memijat-mijat tangan ibunya.
Ini... siapa yang taruh kue disini? sambil berjalan menuju dirinya.
Ohhh.. itu makanan yang dikasi oleh seorang penjual makanan di pasar tadijelas Imran.
Kamu pergi mengemis sama mereka ya?tegas ayah.
Tidak kok yah, sumpah demi  Allah, orang itu tiba-tiba saja memberi saya makanan ini jawab Imran dengan wajah ketakutan.
Ya sudah ayah percaya! Aisyah dimana kok ayah tidak pernah melihatnya? tanya ayah dengan peruh rasa khawatir.
Dia ada dikamarnya,jawabnya dengan spontan.
Ya sudah, kamu duluan saja istirahat, biar ayah yang jaga ibumu!jelas ayah.
Imranpun menuruti kata-kata ayahnnya. Sesampainya di depan pintu kamarnya, ia merasa aneh dengan sikap adiknya. Sudah beberapa jam Aisyah tidak pernah keluar kamar, membuatnya semakin khawatir. Akhirnya ia memutuskan untuk mengetok pintu kamar Aisyah untuk memastikan keadan adiknya.
Tok,tok,tok, Aisyah????desusnya, namun tak ada jawaban.
Aisyah???desusnya lagi.
Ada apa?jawabnya dengan nada yang lembut.
Emm, kakak cuma mau bilang,.....nggg, apa kamu sudah mengerjakn PRmu? desusnya lagi dari balik pintu kamar Aisyah.
Sudah kak, jawabnya singkat.
Oww, ya sudah kamu istirahatlah, sambil menghela nafas lega dan langsung masuk kamarnya.
Sudah pukul dua malam, Imran tidak bisa tidur, karena ia terus memikirkan masalahnya, ia terus terbayang wajah ibunya yang sedang terbaring sakit. Walau air malam begitu dingin, namun ia sempatkan diri untuk pergi berwudhu untuk shalat thajjud dan ia tak lupa menengok ibunya beberpa menit. Setelah ia merasa tenang, ia mencoba untuk membaringkan tubuhnya di atas kasur yang sudah rusak, bahkan sudah tak layak lagi ditempati. Beberapa menit kemudian, terdengar seruan azan subuh yang menggema di telinganya, hingga membuatnya terbangun.
Astagfirullahalazimm, ternyata sudah subuh! Aku harus cepat-cepat membangunkan ayah!katanya dengan wajah keheranan. Ia kemudian bergegas membangunkan ayahnya.
Yah, yah, bangun....,sudah subuh!bisiknya sambil memegang kaki ayahnya.
Hoammmm..., sudah subuh??kata ayah sambil menggosok-gosok matanya.
Ia, yah.... jawabnya.
Kamu sudah bangunkan adikmu, ran? tanya ayah
Belum, yah jawabnya
Ya sudah, kamu duluan wudhu! Biar ayah yang bangunkan adekmu! jelas ayah kepadanya.   Akhirnya Imranpun pergi mengambil air wudhu, namun seperti biasa ia harus menimba dan mengisi penuh tempayan. Setelah mereka semua berwudhu, kemudian mereka melaksanakan shalat subuh berjama’ah di rumahnya. Sementara itu, ibunya masih belum sadarkan diri karena sakit yang dideritanya sudah sangat parah. Ketika ayam berkokok, ayahnya sudah berangkat untuk kerja, sedangkan Aisyah mulai bersiap-siap untuk pergi ke sekolah, namun ia merasa bingung karena ia sudah terlanjur membuang tasnya yang sudah sobek itu. Tiba-tiba saja Imran datang ke kamarnya  untuk meminjamkan tas.
Ini, pakailah tas kakak! tawar Imran kepada Aisyah sambil menyodorkan tas itu.
Tapi kak, ini kan tas untuk anak laki-laki! sambil menunjuk tas itu.
Dari pada kamu tidak memakai tas! sambil membujuknya.
Ya sudah, aku pergi dulu ya kak, assalamu’alaikum ...... sambil menjabat tangan Imran.
Wa’alaikumussalam, hati-hati di jalan! jawabnya.
Akhirnya Aisyah pergi sekolah menggunakan tasnya. Sementara itu, Imran tetap di rumah menjaga ibunya, kebetulan ia masuk sekolah setelah Aisyah pulang. Sehingga sambil menunggunya pulang, ia harus menggatikan adiknya mengurus pekerjaan rumah, mulai dari mencuci piring, memasak, hingga mencuci pakaian. Tak lama kemudian, terdengar suara genturan pintu yang sangat keras dari luar, hingga membuatnya terkejut.
Hey, keluarrrr.....!teriak orang itu dengan lantang. Ternyata setelah Imran membukakan pintu, orang yang datang itu adalah pemilik sewa rumah.  Apalagi mukanya telihat sangat garang plus rambut gondrong.
Hey kamu! Dimana ayah dan ibu loe?tegasnya.
Maaf pak, ayah saya sudah pergi kerja, sedangkan ibu saya sedang sakit. jawabnya pelan dengan wajah ketakutan sambil membawa orang itu masuk. Dan ternyata ibunya Imran terbangun mendengar orang itu. Melihat  ibunya terbangun ia merasa sangat senang dan langsung memeluknya. Subhanallah, ibu sudah bangun. katanya senang. Namun ketika ibunya mau berdiri, tiba-tiba saja  orang itu mendorong ibunya hingga terjatuh.
Heh!! Gue peringatin loe sekali lagi! Kalo’ loe g’ da duit buat bayar sewa minggu ini, loe harus out dari sini! Ngarti kagak loe! Dasar orang miskin pake sewa rumah gue lagi! HUGGGGH! sambil menunjuk ibunya dan langsung  pergi. Imran tercengang melihat ibunya.
Ibu,ibu,ibu tidak apa-apa? sambil membangunkan ibunya. Ibu baik- baik saja nak. jawabnya lemah. Walaupun begitu, Imran sangat panik dan khawatir melihat ibunya kesakitan, nampaknya penyakitnya kambuh lagi. Beruntung Aisyah pulang cepat dan langsung mencari bantuan. Akhirnyna ibunya di larikan ke rumah sakit berkat bantuan tetangga. Sementara itu, ia tetap harus pergi ke sekolah karena ia akan ulangan. Ia terus berlari supaya tidak terlambat, namun ia tetap saja terlambat. Karena ia anak yang cerdas, ia tidak jadi di hukum dan ia langsung di suruh masuk ke kelasnya dan mengerjakan soal.                                                  Saat sedang belajar, matanya selalu menghadap langit-langit atap melamunkan keadaan ibunya. Beberapa jam kemudian, saat waktu pulang pak guru memanggilnya untuk ikut olimpiade biologi mewakili sekolahnya, yang hadiahnya cukup banyak. Setelah itu, ia langsung bergegas ke rumah sakit, sementara itu ayahnya sudah ada dirumah sakit setelah mendapat kabar dari tetangganya.
Bagaimana keadaan ibumu nak?
Masih belum bangun yah! jawab Aisyah yang sedang duduk di kursi penunggu.                                                                                               Tiba- tiba terdengar suara hentakan kaki yang begitu keras. Ternyata itu suara kaki Imran yang berlari ngos- ngosan dari sekolah yang jaraknya cukup jauh.
Hugh, hugh, apa ibu sudah sadar ? tanyanya sambil menghela nafas.
 Belum. jawab Aisyah dengan lemas.
Ayah, nanti hari sabtu saya akan pergi lomba olipiade biologi, mohon do’anya.....Kalau aku menang, maka aku bisa membayar sewa rumah dan biaya rumah sakit ibu katanya.
Bapaknya terdiam sejenak mendengar perkataan Imran, ayahnya merasa bangga kepadanya dan hampir meneteskan air matanya namun ia mampu menahannya.
Ya sudah, Imran bawa adikmu pulang biar ibu ayah yang jaga. jawabnya sambil memegang kepala Aisyah.
Nak, pulanglah bersama kakakmu ya? kata ayahnya.
Ya yah! jawabnya.
Hari sudah mulai senja, dalam perjalanan pulang Imran selalu memegang tangan adiknya erat. Hingga terlontarlah pertanyaan dari mulut Aisyah  dengan polosnya.
Kak, pa ibu akan sembuh? katannya.
Tentu saja! Oleh karena itu kita harus  mendo’akan ibu supaya cepat sembuh jelanya.
Kak aku takut kalau ibu akan di ambil oleh Sang Kuasa. katanya sambil memandang Imran. Langkahnya terhenti kala mendengar adiknya, dan langsung memeluk adiknya erat. Setibanya di rumah, Imran menyuruh adiknya istirahat lebih dulu setelah shalat berjam’ah. Sementara itu, ia sibuk mempersiapkan diri untuk olimpiade nanti.  Setelah beberapa hari kemudian, akhirnya tibalah hari yang ia tunggu.                                                                                                                     Ketika azan subuh dikumandangkan, ia sudah bangun dan langsung shalat bersama adiknya. Kemudian ia membuat sarapan untuk ayahnya. Hingga di pagi buta ia berangkat bersama menuju rumah sakit dan langsung pergi ke sekolah setelah pamitan pada orang tuanya. Sesampainnya di sekolah ia di sambut oleh gurunya untuk pergi ke tempat test olimpiade biologi. Imran, ayo cepat kita berangkat nak , nanti kita telat!Setelah melewati beberapa test, akhirnya pengumuman juarapun tiba. Aduhhh kenapa aku deg degan gini bisiknya. Namun sungguh tak disangka ia berhasil menjadi juara. Haaaah??! Aku menang? Horeeeeeeeee................! Alhamdulillah ya Allah, berkat-Mu aku bisa jadi juara. katanya sambil memegang pialanya. Ia begitu senang karena bisa membiayai pengobatan ibunya. Gurunya sangat bangga kepadanya. kamu berhasil nak!, ya sudah sekarang bapak antar kamu ke ibumu di rumah sakit katanya sambil memegang kepala Imran.
Ya pak, terima kasih. jawabnya. Setibanya di rumah sakit, ia tidak melihat satupun orang disana, kemudian ia memutuskan untuk pulang kerumahnya. Setelah beberapa menit ia tiba dirumah, ia heran melihat orang-orang berkerumunan. Ia mulai menpercepat langkahnya, tiba-tiba Aisyah berlari menghamipirinya sambil menangis.
Hiks,hiks,hiks, kak! Ibu sudah tidak ada, dia sudah meninggal. kata Aisyah sambil memeluknya. Tubuh Imran langsung merinding, dan meneteskan air matanya hingga ia tak sadar telah menjatuhkan pialanya hingga remuk. Ia berteriak karena tak kuasa menahan kesedihannya.
Ibuuuuuuuuu..........!bangun bu! Lihatlah hadiahku ini bu, ini persembahan untukmu bu...! ku mohon bangunlah bu, buka mata ibu dan lihatlah......!
Kenapa ibu meninggalkan kami begitu cepat bu?? Kenapa ??? aku janji tidak akan nakal lagi bu sambil memeluk ibunya.
Sudahlah kak! Kita harus mengikhlaskan kepergianya supaya ibu bisa tenang. kata Aisyah mencoba tegar.
Sementara itu ayahnya hanya bisa terbaring karena ia mengalami kecelakaan ketika hendak bergegas pulang setelelah mendengar kabar ibunya. Kini ia hanya bisa menangis dan menyerahkan semuanya kepada Yang Maha Kuasa. Dan dari saat itulah ia mulai bertekad untuk selalau menjaga adiknya dan bekerja keras untuk membiayai sekolahnya  juga adiknya hingga ia bisa menggapai impiannya sebagai seorang dokter hebat.



proposal KUB ( Kelompok Usaha Bersama) contoh

Lombok Menulis   KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUBE) KELOMPOK USAHA TERNAK IKAN LELE “ SAWLIM ” Sekretariat : Kp............... RT........ R...